get app
inews
Aa Text
Read Next : Saat Isoman, Satpam Dinas Perizinan Kota Tasikmalaya Meninggal

Kisah Bapak dan Anak Jual Kerupuk Sangsara di Tasikmalaya Demi Bertahan Hidup

Selasa, 27 Juli 2021 - 21:41:00 WIB
Kisah Bapak dan Anak Jual Kerupuk Sangsara di Tasikmalaya Demi Bertahan Hidup
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Doni Hermawan berbincang dengan Deni, penjual kerupuk sangsara di emperan toko, Jalan Gunung Sabeulah, Kota Tasikmalaya. (Foto: iNews/Asep Juhariyono)

TASIKMALAYA, iNews.id - Deni (50), dan anak perempuannya Sinta (10), tertidur di emper toko. Kerupuk sangsara yang dijual Deni dibiarkan berserakan di teras toko di Jalan Gunung Sabeulah, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Bapak dan anak  warga Kabupaten Ciamis ini, kelelahan setelah keliling berjualan kerupuk sangsara. Deni dan Sinta, merupakan potret buram kehidupan masyarakat terdampak pandemi Covid-19.

Deni dan Sinta mencoba bertahan hidup di tengah penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan PPKM level 4 di Kota Tasikmalaya. Siang malam, terik matahari dan dinginnya udara malam mereka lalui demi nafkah keluarga.

Selama penerapan PPKM darurat dan level 4, keuntungan Deni dari jualan kerupuk sangsara merosot 50 persen. Pasalnya, jalan dan toko sepi. Kegiatan masyarakat di Kota Tasikmalaya pun tak seramai sebelum PPKM diterapkan.

Pada Selasa (27/7/2021) malam, petugas gabungan dari Polri dan TNI mendatangi Deni dan Sinta yang tengah tertidur. Bapak dan anak itu pun terkejut, lalu terbangun. Mereka mengira ada razia petugas gabungan terhadap dirinya 

Aparat memberikan kejutan dengan memborong kerupuk dan memberikan bantuan paket sembako untuk keluarganya. Kerupuk sangsara jualan Deni diborong seharga Rp300.000. Pemborong kerupuk itu ternyata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Doni Hermawan.

Deni mengatakan, setiap hari berjualan kerupuk sangsara berkeliling pusat Kota Tasikmalaya. Kerupuk sangsara dijual dengan harga Rp1.000 per bungkus. Sebagai teman perjalanan, Deni mengajak anaknya Sinta yang masih sekolah di kelas V SD. 

Setiap hari, Deni dan Sinta berangkat dari rumah sekitar pukul 18.00 WIB menuju ke Kota Tasikmalaya dengan naik angkutan umum elf jurusan Cirebon-Tasikmalaya. Mereka turun di simpang lima Kota Tasikmalaya. Kemudian, Deni dan Sinta berjalan kaki keliling kota untuk menjajakan kerupuk sangsara.

Deni memiliki enam anak ini setiap hari membawa 200 bungkus kerupuk sangsara. Pada hari-hari biasa, rata-rata Deni bisa menjual hampir semua kerupuk sangsaranya. Dengan keuntungan bersih delapan puluh ribu rupiah dari 200 bungkus kerupuk yang berhasil dijualnya tersebut.

Sedangkan selama PPKM darurat dan dilanjutkan dengan PPKM level 4, Deni dan Sinta harus berjualan hingga dini hari. Namun, kerupuk sangsara yang terjual hanya setengahnya. Otomatis, keuntungan yang dikantongi Deni pun setengah dari biasanya. "Alhmadulillah dagangan saya diborong sama Pak Kapolres. Terus dapet sembako," kata Deni semringah.

Selain Deni, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Doni Hermawan juga memborong barang dagangan pedagang kecil lain. Selain itu, Kapolres memberikan bantuan paket sembako kepada mereka. 

Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Doni Hermawan mengatakan, bersama TNI dan Satpol PP Kota Tasikmalaya menyalurkan bantuan sosial sembako kepada masyarakat di lokasi yang rutenya terkena penyekatan.

Kegiatan ini digelar sambil memantu pelaksanaan PPKM level 4 sekaligus situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) Kota Tasikmalaya. "Bukan hanya aktivitas perekonomian saja yang sepi, jalan-jalan di Kota Tasikmalaya pun lengang, seperti kota mati," kata AKBP Doni Hermawan.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut