Sejarah Gua Sunyaragi, Tempat Menyepi Para Sultan Cirebon
Hal itu terjadi karena perluasan Keraton Pakungwati (sekarang Keraton Kasepuhan Cirebon) pada 1529 Masehi dengan pembangunan tembok keliling keraton, Siti Inggil, dan lain-lain.
Sebagai data pembandingan, Siti Inggil dibangun dengan ditandai candrasengkala Benteng Tinataan Bata pada 1529 Masehi.
Di Gua Sunyaragi terdapat Taman Candrasengkala yang dibangun pada 1529. Di kedua tempat itu juga terdapat persamaan, yakni terdapat gapura Candi Bentar yang sama besar bentuk dan penggarapannya. Pangeran Kararangen hanya membangun kompleks Gua Arga Jumut dan Mande Kemasan.
Gua Sunyaragi pertama kali digunakan pada 1596 Masehi, mengacu kepada Sandra Cangkala (bulan dan waktu) dan Sultan yang meresmikan adalah Pangeran Emas Zainul Arifin, cucu Sunan Gunung Jati.
Sultan yang membangun Gua Sunyaragi antara lain Panembahan Losari, Raden Sepat (salah satu arsitek dari Kerajaan Demak), Pangeran Wisanggeni, Syekh Bucu, Pangeran Kertasari, Pangeran Ameng-ameng, Syekh Mahmud, dan Pangeran Juru Taman.
Di bawah kekuasaan Pangeran Emas saat itu, Gua Sunyaragi masih belum sempura dan pembangunan pun di lanjutkan pada kepemimpinan Dipati Arya Carbon. Pada zaman Dipati Arya Carbon ini, Goa Sunyaragi juga dibangunkan Bangsal Jinem, Padang Ati, Gua Pawon, Gua Lawa dan Gua Pengawal.
Setelah itu, di era Sultan Sepuh IV (Pangeran Djaenudin Amir Sena II) Goa Sunyaragi mulai dipercantik dengan dibangunnya Gua Arga Jumad, dan Balai Kembang.
Editor: Agus Warsudi