get app
inews
Aa Text
Read Next : Garis Pantai Terancam Erosi, Pegadaian Tanam 10.000 Pohon Mangrove di Cirebon

Sejarah Gua Sunyaragi, Tempat Menyepi Para Sultan Cirebon

Sabtu, 07 Oktober 2023 - 20:09:00 WIB
Sejarah Gua Sunyaragi, Tempat Menyepi Para Sultan Cirebon
Gua Sunyaragi yang dibangun pada masa Kesultanan Cirebon jadi objek wisata unik di Kota Cirebon. (Foto: iNews.id/DOK)

BANDUNG, iNews.id - Kota Cirebon mendapat julukan sebagai kota wali. Sebab, kota ini dibangun oleh satu dari 9 wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, yaitu Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Syekh Syarif Hidayatulllah merupakan pemimpin agama sekaligus pemerintahan, Kesultanan Cirebon yang bergelar Sultan Cirebon.

Selama berkuasa 5 abad, Kesultanan Cirebon membangun sejumlah tempat bersejarah. Selain sejumlah keraton, Kesultanan Cirebon juga membangun Gua Sunyaragi atau Taman Gua Sunyaragi alias  Tamansari Sunyaragi di Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Gua Sunyaragi merupakan gua buatan mirip candi. Nama Sunyaragi berasal dari dua suku kata bahasa Sanskerta, yaitu, sunya berarti sepi dan ragi bermakna raga.

Jadi, sesuai tamanya tujuan utama pendirian Gua Sunyaragi adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.

Sejarah Gua Sunyaragi

Gua Sunyaragi yang berdiri di atas lahan seluas 15 hektare telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Kota Cirebon. Dulu Gua Sunyaragi merupakan taman air yang merupakan danau buatan. Namun kini, air yang berada di Gua Sunyaragi telah kering.

Dulu, di Gua Sunyaragi terdapat air terjun buatan sebagai penghias dan patung gajah, Perawan Sunti, dan Garuda. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari Keraton Pakungwati sekarang bernama Keraton Kasepuhan.

FC Wilsen, litograf menggambarkan Gua Sunyaragi pada 1865-1876. Gua Sunyaragi ini terbagi menjadi dua, yaitu pesanggrahan dan bangunan gua. Pesanggrahan dilengkapi serambi, ruang tidur, kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan kolam.

Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar kompleks bermotif batu karang dan awan. Pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu dalam paduraksa.

Induk seluruh Gua Sunyaragi bernama Gua Peteng (Gua Gelap) untuk bersemedi. Selain itu, ada Gua Pande Kemasan untuk bengkel kerja pembuatan senjata dan tempat penyimpanan. Sedangkan perbekalan dan makanan prajurit disimpan di Gua Pawon.

Gua Pengawal di bagian bawah untuk tempat berjaga para pengawal. Saat Sultan menerima bawahan untuk bermufakat, digunakan Bangsal Jinem, akan tetapi kala Sultan beristirahat di Mande Beling. Sedang Gua Padang Ati (Hati Terang), khusus tempat bertapa para Sultan.

Berdasarkan catatan berbagai sumber, terdapat dua versi sejarah Gua Sunyaragi. Pertama, berita lisan tentang sejarah Gua Sunyaragi disampaikan secara turun-temurun oleh para bangsawan Cirebon. Versi ini disebut Carub Kanda (Cireta Cirebon).

Versi kedua adalah versi Caruban Nagari (Negara Cirebon) berdasarkan buku Purwaka Caruban Nagari tulisan tangan Pangeran Kararangen atau Pangeran Arya Carbon pada 1720.

Karena tertulis, versi sejarah Gua Sunyaragi dalam Caruban Nagari digunakan sebagai acuan para pemandu wisata gua Sunyaragi.

Menurut versi ini, Gua Sunyaragi didirikan pada 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen, cicit Sunan Gunung Jati. Kompleks Sunyaragi beberapa kali mengalami perombakan dan perbaikan.

Menurut Caruban Kandha dan beberapa catatan dari Keraton Kasepuhan, Tamansari dibangun karena Pesanggrahan Giri Nur Sapta Rengga berubah fungsi menjadi tempat permakaman raja-raja Cirebon, yang sekarang dikenal sebagai Astana Gunung Jati.

Hal itu terjadi karena perluasan Keraton Pakungwati (sekarang Keraton Kasepuhan Cirebon) pada 1529 Masehi dengan pembangunan tembok keliling keraton, Siti Inggil, dan lain-lain.

Sebagai data pembandingan, Siti Inggil dibangun dengan ditandai candrasengkala Benteng Tinataan Bata pada 1529 Masehi.

Di Gua Sunyaragi terdapat Taman Candrasengkala yang dibangun pada 1529. Di kedua tempat itu juga terdapat persamaan, yakni terdapat gapura Candi Bentar yang sama besar bentuk dan penggarapannya. Pangeran Kararangen hanya membangun kompleks Gua Arga Jumut dan Mande Kemasan.

Gua Sunyaragi pertama kali digunakan pada 1596 Masehi, mengacu kepada Sandra Cangkala (bulan dan waktu) dan Sultan yang meresmikan adalah Pangeran Emas Zainul Arifin, cucu Sunan Gunung Jati.

Sultan yang membangun Gua Sunyaragi antara lain Panembahan Losari, Raden Sepat (salah satu arsitek dari Kerajaan Demak), Pangeran Wisanggeni, Syekh Bucu, Pangeran Kertasari, Pangeran Ameng-ameng, Syekh Mahmud, dan Pangeran Juru Taman.

Di bawah kekuasaan Pangeran Emas saat itu, Gua Sunyaragi masih belum sempura dan pembangunan pun di lanjutkan pada kepemimpinan Dipati Arya Carbon. Pada zaman Dipati Arya Carbon ini, Goa Sunyaragi juga dibangunkan Bangsal Jinem, Padang Ati, Gua Pawon, Gua Lawa dan Gua Pengawal.

Setelah itu, di era Sultan Sepuh IV (Pangeran Djaenudin Amir Sena II) Goa Sunyaragi mulai dipercantik dengan dibangunnya Gua Arga Jumad, dan Balai Kembang.

Objek Wisata Sejarah

Pada 1997, Gua Sunyaragi dikelola oleh Pemkot Cirebon dan dijadikan objek wisata. Teknis pengelolaan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Olahraga Kepemudaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon.

Struktur bangunan Gua Sunyaragi yang unik meniadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Setiap musim liburan, Gua Sunyaragi menjadi salah satu destinasi favorit kunjungan masyarakat.

Selain ruangan-ruangan gua, Pangeran Emas Zaenul Arifin juga mengukir berbagai macam bentuk patung seperti patung gajah, patung garuda dan patung wanita Perawan Sunti.

Ada mitos di dalam Gua Sunyaragi, yakni, perempuan perawa, tidak boleh menyentuh patung Perawan Sunti. Jika dilanggar, konon akan sulit mendapatkan pasangan. Namun, jika tak sengaja tersentuh, masih bisa ditangkal dengan berjalan masuk ke dalam Goa Kelanggengan.

Untuk mengungi objek wisata ini, wisatawan hanya perlu merogoh hanya Rp10.000 per orang dan tarif parkir Rp3.000 per kendaraan. Pengelola juga menyediakan jasa pemandu wisata bagi yang ingin mengenal sejarah dari Goa Sunyaragi dengan biaya Rp50.000.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut