Tingkat Kematian Pasien Covid-19 di Jabar Terendah se Jawa-Bali, Ridwan Kamil: Hanya 1,59 Persen
BANDUNG, iNews.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, tingkat kematian pasien Covid-19 di Jabar terendah se-Jawa Bali. Berdasarkan data, tingkat kematian pasien Covid-19 di Jabar berada di angka 1,59 persen atau jauh di bawah angka nasional yang mencapai 2,6 persen.
Angka itu pun, kata Ridwan Kamil, lebih rendah jika dibandingkan tingkat kematian di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, termasuk Bali.
"Jabar itu tingkat kematian hanya 1,59 persen, sementara nasional 2,6 persen. Tingkat kematian di Jabar termasuk yang paling kecil di Jawa-Bali kalau berbicara persentase," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers virtual, Rabu (4/8/2021).
Secara jumlah pun, ujar Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, pasien Covid-19 yang meninggal di Jabar di bawah 9.800 orang. Sementara Provinsi DKI Jakarta 12.000, Jateng 20.000-an, Jatim 21.000-an. "Saya kira itu posisi persentase dan tingkat kematian di Jabar," ujar Kang Emil.
Gubernur merinci, tingkat kematian pasien Covid-19 tertinggi di Jabar berada di Kabupaten Karawang dengan 1.625 kasus, Kota Depok 1.151, Garut 1.104, Indramayu 610, Kabupaten Bandung 557, Kota Tasikmalaya 455, Kota Bogor 423, Kota Bekasi 416, Purwakarta 395, dan Kota Bandung 283.
"Varian Delta ini membuat tingkat kematian lebih cepat. Dari rata-rata 10-12 hari tingkat fatalitasnya sekarang lebih cepat jadi 4-5 hari. Itu lah yang menyebabkan kasus di IGD sangat berat baru ke rumah sakit," tutur Gubernur.
Pasien Covid-19 di Jabar yang meninggal dunia, kata Kang Emil, umumnya memiliki penyakit bawaan atau komorbid, seperti hipertensi, diabetes, jantung, dan atau kombinasi.
Kang Emil mengatakan, untuk menekan tingkat kematian pasien Covid-19, Pemprov Jabar pun menyediakan fasilitas telekonsultasi melalui aplikasi Pikobar hingga pemberian obat-obatan dan oksigen gratis, khususnya bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Sebab, sekitar 80 persen pasien Covid-19 di Jabar menjalani isoman.
Pemprov Jabar pun sudah memiliki 25.000 orang pelacak (tracer) yang terdaftar. Mereka berasal dari Pemprov Jabar, TNI, dan Polri ditambah 120.000 tracer dari PKK dan Karang Taruna.
Para tracer itu bertugas untuk melacak orang-orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19, agar potensi penularan COVID-19 dapat ditekan. "Pelacakan kontak erat kita (saat ini) 1 berbanding 5,5 dan akan tingkatkan menjadi 1 berbanding 8 atau 1 berbanding 10," ucap Kang Emil.
Selain itu, ujar Gubernur, fasilitas ruang perawatan intensif (ICU) di rumah sakit rujukan Covid-19 pun terus ditambah. Sedikitnya 70 fasilitas ICU tambahan telah disiapkan.
Di antaranya di Rumah Sakit Al Ihsan 30 unit ICU, Pindad 10, RSUD Kota Bandung 2, Rotinsulu 3, RSUD Lembang 4, Cililin 4, dan RSUD Cikalongwetan 12.
"Harapannya, seiring dengan tracer naik, vaksinasi meningkat, BOR sudah di-manage dengan baik, obat gratis, mudah-mudahan menjelang akhir tahun penanganan bisa lebih baik," ujarnya. agung bakti sarasa
Editor: Agus Warsudi