Legenda Buaya Putih di Situs Lawang Sanga Keraton Kasepuhan Cirebon, Anak Sultan yang Dikutuk
"Legendanya, Elang Angka Wijaya dikutuk menjadi siluman buaya putih karena semasa di dunia, dia tidak pernah patuh terhadap perintah ayahnya," kata Polmak Keraton Kasepuhan Cirebon Raden Raharjo Djali.
Menurut Raharjo, sebelum dikutuk menjadi buaya putih, Elang Angka Wijaya memiliki kebiasaan kalau makan sambil tiduran, tungkurap. Sultan Syamsudin selalu menasihati Elang agar tidak seperti itu tapi kerap diabaikan. "Hingga akhirnya Sultan berucap anaknya kalau makan tengkurap seperti buaya," ujarnya.
Sejak menjelma menjadi buaya putih, tutur Raharjo, Elang Angka Wijaya hidup di salah satu kolam yang berada di salah satu bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Lantaran disebut-sebut sebagai jelmaan anak Sultan Syamsudin yang dikutuk menjadi buaya putih, warga sekitar memiliki tradisi, jika ada yang melihat wujud buaya jadi-jadian itu, mereka melempar tumpeng dan lauk pauknya ke sungai.
"Menginjak usia dewasa, buaya putih tersebut pindah ke Sungai Kriyan tak jauh dari Situs Lawang Sanga," tutur Raharjo.

Editor: Agus Warsudi