Lilis Komariah (kanan) dan putranya Rakan Lawahiz (kiri) menunjukkan salah satu produk rujak cireng di lini produksi Cireng LS di Kompleks GBI Blok H 10, RT4/RW13, Ciwastra, Kota Bandung. (Foto: Arif Budianto)

Selain membuka lapangan kerja, usaha yang dirintis Lilis memberi multiplier effect bagi sektor lainnya. Dalam satu hari, Cireng LS membutuhkan sekitar 2 kuintal tepung tapioka. Sedangkan untuk membuat sambal, dibutuhkan cabai sekitar 20 kg setiap harinya. Kebutuhan lainnya juga cukup banyak seperti gula, bumbu, dan kemasan.

Usahanya, juga telah melibatkan lebih dari 40 reseller dan buyer besar dari seluruh Indonesia. Cireng LS telah membantu para ibu rumah tangga mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi reseller. 

"Buyer dan reseller tidak hanya dari Jawa Barat, tetapi juga banyak dari daerah lainnya di Indonesia seperti Semarang, Jakarta, dan Surabaya. Tapi mayoritas dari Jawa Barat, " jelas Rakan, sarjana IT yang memilih mengembangkan bisnis keluarga.

Andalkan Penjualan Online

Di balik kisah suksesnya, Cireng LS ternyata hanya mengandalkan penjualan secara online. Walaupun mencatat omset hingga ratusan juta, Cireng LS tak memiliki satu pun gerai atau toko. Untuk penjualan langsung, Cireng LS memilih mempercayakan kepada reseller, buyer, dan website yang dikelola sendiri.

"Sejak 2014 sampai saat ini, kami hanya mengandalkan pemasaran secara online, baik lewat marketplace atau aplikasi pemesanan makanan seperti Gofood. Walaupun hanya mengandalkan jaringan online, alhamdulillah pesanan cukup tinggi," kata Rakan Lahawiz.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network