“Awal buka, kami hanya mencatat penjualan rata-rata Rp500 ribu per hari. Kemudian terus bertambah menjadi Rp1 juta. Dengan menu minuman yang semakin banyak, sekarang rata-rata omset kami terkadang mencapai Rp2 juta per hari,” tutur Dwiki Setiabakti.
Dwiki bersyukur, usaha yang baru saja dirintisnya lagi ini bisa mempekerjakan tujuh orang karyawan, dua diantaranya adalah disabilitas. Mereka pun mendapatkan upah layak dengan jam kerja dari pukul 15.00 sampai 21.00 WIB.
Menurut Dwiki, mempekerjakan disabilitas adalah cita-citanya sejak dulu. Hati kecilnya selalu ingin memberi kesempatan kepada disabilitas mengaktualisasikan kemampuannya.
Kembali menurut Eko Kristiawan, dukungan Pertamina terhadap Kue Balok Mang Salam x Kopi Kang! adalah wujud pelaksanaan pilar TJSL, yakni pembangunan ekonomi dalam wadah Pertamina Berdikari.
Pertamina berkomitmen menggerakkan ekonomi masyarakat dengan pemberdayaan usaha mikro dan kecil (UMK). Selain melalui program CSR FT Bandung Group ini, Pertamina juga mendukung pelaku usaha melalui program pendanaan.
“Kue Balok Mang Salam x Kopi Kang! hanya salah satu contoh realisasi program TJSL di wilayah Regional Jawa bagian Barat dari ribuan mitra binaan lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pemberdayaan mitra UMKM ini diharapkan dapat mendorong ekonomi masyarakat. Pelaku usaha mikro dan kecil binaan kami bisa naik kelas dan memberi pengaruh kepada pelaku usaha lainnya. Pada akhirnya, ini adalah upaya kita bersama menyejahterakan masyarakat Indonesia,” beber Eko.
Editor : Agus Warsudi
disabilitas hak disabilitas pekerja disabilitas kaum disabilitas penyandang disabilitas penyandang disabilitas sukses pt pertamina pt pertamina (persero) kota bandung
Artikel Terkait