Cucu sebenarnya telah mengantongi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Namun, hingga saat ini, bantuan dari pemerintah tak kunjung datang ke rekening kartunya. "Dari awal ada bantuan saya belum pernah dapat. Padahal semua kartunya (penerima bantuan) ada. Saya cek saldonya kosong Rp 0 terus," tutur Nia.
Mendengar cerita pilu tersebut, Dedi pun menyarankan agar Cucu dan keluarganya pulang ke Sumedang. Namun, Cucu mengaku kini tak punya rumah di Sumedang karena tergusur proyek Waduk Jatigede. "Kan sudah gak punya rumah pak, kena (tergusur) Bendungan Jatigede. Keluarga pun tidak ada," ucapnya.
Dalam pertemuan itu, Dedi pun berusaha menyemangati Cucu dan anak-anaknya. Bahkan, sesekali Dedi menghibur Cucu yang berstatus janda itu.
Setelah beberapa lama berbincang dengan Cucu dan kedua anaknya, Dedi kemudian memberikan amplop berisi uang yang bisa digunakan Cucu untuk membayar kontrakan rumahnya dan biaya hidup bersama keempat anaknya.
"Ibu, ini saya nitip ya, buat nanti, buat bayar kontrakan. Jangan lupa anak-anaknya sekolah ya.Ssaya pamit ya bu," kata Dedi sambil menyerahkan amplop berisi uang yang disambut ucapan terima kasih dari Cucu.
Dedi berharap, perjumpaannya dengan Cucu dan kedua anaknya itu dapat menyelesaikan kesulitan yang kini tengah mereka hadapi.
Editor : Agus Warsudi
pemulung bocah pemulung pemulung sampah pemulung manfaatkan sampah kota bandung dedi mulyadi dampak pandemi covid-19 pandemi covid pandemi Covid-19 dampak PPKM
Artikel Terkait