Cucu mengaku, setiap hari kerap mendapatkan uang sekitar Rp20.000 dari profesi barunya sebagai pemulung. Dengan penghasilan yang minim itu, Cucu pun hanya bisa menutupi kebutuhan makan dia dan empat anaknya.
Jika ada sisa ditabung untuk membayar kontrakan seharga Rp400.000 per bulan."Kalau kontrakan (rumah) mah belum kebayar pak. Sebulan Rp400.000," ujar Cucu.
Tidak hanya itu, akibat kesulitan biaya, Cucu pun menuturkan, keempat anaknya kini tidak bersekolah. Cucu berharap, dengan kondisi yang lebih baik nanti, anak-anaknya bisa kembali bersekolah.
Cucu yang berasal dari Dusun Pasar, Desa Sukaratu, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang itu telah lama bercerai dengan suaminya dan memutuskan mengadu nasib di Kota Bandung, setelah rumahnya di Sumedang tergusur akibat pembangunan Waduk Jatigede.
"Awalnya saya sama anak yang gede pindah ke Bandung. Setelah kakeknya di Sumedang meninggal, semua anak ikut saya. Jadi, di kontrakan saya tinggal sama empat anak. Mantan suami sudah menikah lagi di Bogor. Dia (mantan suami) enggak pernah nengok. Apalagi kasih uang buat anak," ujarnya.
Editor : Agus Warsudi
pemulung bocah pemulung pemulung sampah pemulung manfaatkan sampah kota bandung dedi mulyadi dampak pandemi covid-19 pandemi covid pandemi Covid-19 dampak PPKM
Artikel Terkait