BANDUNG, iNews.id - Anggota DPR, Dedi Mulyadi mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memberikan ruang dan prosedur yang lebih sederhana pada obat-obatan yang bisa menyembuhkan pasien Covid-19. Diyakininya, ada obat herbal yang mampu menyembuhkan warga positif Covid-19 dalam waktu cepat dan nihil efek samping.
Dedi menceritakan pengalamannya saat membantu sejumlah teman dan kolega yang terinfeksi Covid-19. Menurutnya, mereka juga diminta tidak melakukan isolasi di rumah sakit atau tempat rujukan pemerintah karena akan membebani anggaran.
"Saya juga berkirim obat, buatan teman orang Subang. Sampai hari ini sudah lebih dari 10 pasien yang sehat, waktunya cuma tiga hari, asal tidak bercampur dengan antibiotik," kata Dedi, Rabu (30/6/2021).
Meski terbukti menyembuhkan dan minus efek samping, Dedi melihat obat-obatan jenis herbal ini akan menghadapi kendala standardisasi dan menutup harapan bisa diakui oleh lembaga resmi pemerintah.
Kondisi ini dinilainya akan membuat upaya penanganan Covid-19 di Indonesia berjalan lambat, sementara perang melawan Covid-19 membutuhkan sumbangsih dari seluruh lapisan.
"Saya pikir negara hari ini butuh kecerdasan orang untuk berpartisipasi. Saat melawan musuh, itu peluru, peluru habis berkelahi pakai pisau, tapi kalau pakai katapel bisa membunuh, ya tidak masalah kan?" ujarnya.
Karena itu, terhadap obat yang terbukti menyembuhkan dan tanpa efek samping, Dedi menilai, BPOM harus cepat tanggap melakukan analisa dan mengumumkan secara cepat pada khalayak, apakah obat tersebut layak atau tidak dikonsumsi.
"Jadi dengan upaya ini, BPOM juga memberi banyak ruang untuk penyembuhan, dalam situasi ini akan ada juga yang memanfaatkan situasi, artinya BPOM harus tetap selektif," katanya.
Selain menekan jumlah pasien positif, Dedi meyakini, efisiensi anggaran dapat diraih jika BPOM sigap dan bisa menyederhanakan prosedur pengajuan obat-obatan.
"Ketika ada obat-obatan yang mampu menyembuhkan 4 hari maksimal, itu lebih baik dibanding harus menjadikan hotel sebagai tempat isolasi, isolasi di hotel itu tidak murah," ujarnya.
Upaya-upaya extraordinary itu dinilai Dedi akan membantu percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, kata dia, prosedur standar hanya akan memperlambat dan membuat warga putus asa.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait