Viral, Dedi Mulyadi Bersitegang dengan Ketua Baznas Purwakarta Gegara Perbaiki Warung Kumuh
"Saya tidak akan bangun permanen, hanya ganti atap dibikin indah lingkungan tidak kumuh begini. Bapak kerja di sini, keluarga bapak hidup dari sini, cintai lingkungan ini, tata. Bukan terus berbicara aturan. Terus nanti misal ada orang meninggal di kantor bapak harus bicara aturan juga? Itu mah mangga, saya tidak ada kaitan dengan Baznas, hanya membantu agar lingkungan tidak kumuh," tutur Dedi.
"Cuma kan saya ditegur oleh Baznas pusat, jadi ramai," jawab Saparudin.
"Ramai seperti apa? Kan di komentar juga tidak ada yang menyalahkan Baznaz malah mendukung. Saya kan membantu seperti ini bukan hanya di sini, tapi di mana pun. Pasar aja saya beresin. Kan beresin itu tidak perlu pakai aturan, tapi kepekaan, oleh empati. Dan kita berbuat baik bukan karena kelembagaan, tapi karena kepekaan dan empati. Kalau bicara aturan tidak akan beres. Harusnya Baznas bina UMKM diarahkan bagaimana dagangnya bersih. Saya tidak ngerti aturan, bapak yang ngerti aturan mah, saya mah tahunya bayar zakat setiap bulan," kata Dedi.
Seharusnya, ujar Dedi, dana operasional yang diberikan Pemkab Purwakarta kepada Baznas Purwakarta sekitar Rp300 juta bisa digunakan untuk menata lingkungan Kantor Baznas Purwakarta.
Sehingga, warung yang berada di halaman Kantor Baznas Purwakarta itu pun terlihat rapi dan tidak kumuh. "Kurang (dana operasional Rp300 juta). Kota kabupaten lain sudah M-an (miliaran)," ujar Saparudin.
Editor: Agus Warsudi