10 Contoh Tarian asal Jawa Barat yang Populer, dari Jaipong hingga Ketuk Tilu Keser
Sebelum menari, biasanya sang penari akan masuk ke dalam ranggap (kurungan ayam) yang ditutup oleh kain. Hal ini dipercaya akan menyebabkan penari sintren melakukan tariannya dengan secara tidak sadar.
Pesan yang ingin disampaikan dalam tarian tersebut bahwa seperti lengkungan pada kurungan ayam. Hidup manusia dimulai dari dasar lalu menyusuri hidup hingga puncak dan akan lemah kembali serta akhirnya kembali ke tanah.
Ketika sedang menari, sang penari sintren akan dilempari uang yang menyebabkan ia terjatuh. Hal ini bermakna bahwa keserakahan akan harta duniawi hanya membuat kita jatuh dan terpuruk.
Dahulu, tari sintren hanya dipentaskan saat bulan purnama. Kini tarian tersebut sudah mengikuti penyesuaian zaman dan dapat dilakukan saat siang hari.
7. Tari Ronggeng Gunung
Tarian asal Jawa Barat berikut ini, sudah tumbuh dan berkembang di wilayah sekitar Ciamis Selatan dan Pangandaran, seperti Ciparakan, Banjarsari, Panyutran, Pangandaran, Burujul, dan Cijulang. Tarian tersebut adalah tari Ronggeng Gunung.
Secara umum, Tari Ronggeng Gunung ini tak jauh beda dengan tari ronggeng yang ada biasanya. Tarian ini dibawakan oleh seorang penari atau lebih dengan menggunakan iringan musik gamelan.
Seiring perkembangan zaman saat ini tari ronggeng gunung sudah menjadi seni tradisi hiburan masyarakat Pangandaran di setiap prosesi hajatan, event, dan syukuran.
Editor: Agus Warsudi