Kosakata Bahasa Sunda Kasar, Hati-hati Menggunakannya

BANDUNG, iNews.id - Kosakata bahasa Sunda kasar merupakan salah satu bagian dari keunikan masyarakat di Tatar Pasundan. Cara berkomunikasi di masyarakat Sunda berdasarkan pada tingkatan bahasa, yakni kepada sebaya atau sesama, orang tua dan anak-anak. 

Selain itu ada pula bahas Sunda 'loma' atau digunakan dalam suasana keakraban. Komunikasi yang dibangun pun acapkali menggunakan bahasa Sunda kasar. 

Baca Juga

Kecelakaan di Sumedang Truk Terjun ke Jurang Timpa Rumah, Sopir dan Penghuni Luka-luka

Akan tetapi, kosakata bahasa Sunda kasar seringkali terucap dari orang yang sedang marah. Bahasa kasar tadi secara meledak-ledak diucapkan sebagai bentuk pelampiasan atas kekesalan. 

Berikut kosakata bahasa Sunda kasar yang dirangkum iNews.id dari berbagai sumber.

Kosakata Bahasa Sunda Kasar

1. Kata Ganti Orang Pertama dan kedua Tunggal

Kosakata bahasa Sunda kasar untuk kata ganti orang pertama tunggal (saya atau aku) cukup beragam. 

Baca Juga

Usai Lantik 6 Penjabat Wali Kota dan Bupati, Pj Gubernur Jabar Pesan Ini

a. Urang
b. Aing
c. Ngaing
d. Dewek 

Kata Ganti Orang Kedua Tunggal (Kamu)

Baca Juga

Wow Ada 4 Trase Baru di Teras Cihampelas Bandung, Warga Bisa Bergaya di Zona Fashion Show

a. Sia
b. Maneh

2. Nama Anggota Tubuh 

Kosakata bahasa Sunda kasar juga terdapat dalam penyebutan anggota tubuh.

a. Kepala: hulu, sirah, babatok
b. Telinga: Jejebir
c. Mulut: Sungut, bangus
d. Tangan: Kokod
e. Kaki: Cokor

3. Penyebutan Makan

Kosakata bahasa Sunda kasar juga kerap digunakan untuk makan.

a. Nyatu
b. Jajablok
c. Lelebok
d. Baranghakan
e. Tetegek
f. Teureuy
g. Cacatrek
h. Madang
1. Dahar

4. Umpatan

Kosakata bahasa Sunda yang digunakan sebagai umpatan:

a. Anjing/anying
b. Goblog/Koplok
c. Kehed 
d. Bebel
e. Ontohod
f. Anyir
f. Bagong

5. Penyebutan Mati

Kosakata bahasa Sunda yang digunakan untuk penyebutan mati:

a. Paeh
b. Modar
c. Kojor

6. Penyebutan Bodoh

Kosakata bahasa Sunda yang digunakan untuk penyebutan bodoh:

a. Boloho
b. Belegug
c. Gebloh
d. Belekok

Editor: Asep Supiandi