"Dengan perasaan sungkan saya ketuk pintu kamar bidan, saya tanyakan ke bidan bagaimana hasil observasi yang tadi sudah bidan bicarakan kepada kakak saya karena selama 4 jam, anak saya tidak dikasih ASI dan tidak dicek setiap satu jam sekali sesuai pembicaraan awal dengan kakak saya," ujar Erlangga.
Saat itu bidan bilang belum ada jawaban dari pihak rumah sakit. Tapi tidak lama kemudian bidan langsung memberitahukan bahwa anak Erlangga sudah bisa di berikan ASI.
"Lalu bidan membawa anak saya ke ruangan ibu untuk disusui. Tetapi yang sangat saya sayangkan bidan tidak memastikan bahwa ASI-nya ada atau tidak ASI-nya masuk atau tidak ke anak saya. Seharusnya mungkin si bidan membantu istri saya memastikan bahwa ASI benar-benar masuk, si bidan malah melanjutkan tidur nyenyaknya, tidak mempedulikan keadaan anak dan istri saya. Kakak saya yang membantu istri saya menyusui anak saya," tutur dia.
Saat itu, kata Erlangga, anaknya tidak mampu menyusu kepada ibunya. Erlangga terpikir apakah tidak bisa bidan membantu istri untuk menyusui anaknya. Sampai subuh anak Erlangga masih dalam posisi dipangku oleh istri. Bidan pun belum bangun.
"Pukul 07.00 WIB anak saya dimandikan oleh bidan dengan waktu yang sangat lama sekali. Semua keluarga tidak tahu di mana anak saya dimandikan. Saya jadi curiga dan punya pikiran negatif bahwa anak saya di jadikan bahan praktek juga dalam hal memandikan bayi itu hanya pikiran negatif saya saja, karena istri saya pun dijadikan praktek pada saat melahirkan," ucap Erlangga.
Editor : Agus Warsudi
klinik bersalin bayi baru lahir untuk bayi baru lahir Kota Tasikmalaya viral di media sosial viral di media viral di media sosial
Artikel Terkait