Kedua prinsip itu, Cara Ciri Manusia dan Cara Ciri Bangsa, tidak secara pasti tersurat di dalam Kitab Sunda Wiwitan yang bernama Siksa Kandang karesian. Namun secara mendasar, manusia sebenarnya justru menjalani kehidupan dari apa yang tersirat. Yang tersurat akan selalu dapat dibaca dan dihafalkan. Hal tersebut tidak memberi jaminan bahwa manusia akan menjalani hidupnya dari apa yang tersurat itu. Justru, apa yang tersiratlah yang bisa menjadi penuntun manusia di dalam kehidupan.
Awalnya, Sunda Wiwitan tidak mengajarkan banyak tabu kepada para pemeluknya. Tabu utama yang diajarkan di dalam agama Sunda ini hanya ada dua. Yaitu, yang tidak disenangi orang lain dan yang membahayakan orang lain dan yang bisa membahayakan diri sendiri.
Akan tetapi karena perkembangannya, untuk menghormati tempat suci dan keramat (Kabuyutan, yang disebut Sasaka Pusaka Buana dan Sasaka Domas) serta menaati serangkaian aturan mengenai tradisi bercocok tanam dan panen, maka ajaran Sunda Wiwitan mengenal banyak larangan dan tabu. Tabu paling banyak diamalkan oleh mereka yang tinggal di kawasan inti atau paling suci, mereka dikenal sebagai orang Baduy Dalam.
Editor : Agus Warsudi
Bahasa Sunda budaya sunda adat sunda Upacara adat Sunda Sunda Wiwitan Tatar Pasundan tarumanagara Kerajaan Tarumanagara Kerajaan Salakanagara
Artikel Terkait