2. Sistem Kepercayaan
Kekuasaan tertinggi berada pada Sang Hyang Kersa (Yang Maha Kuasa) atau Nu Ngersakeun (Yang Maha Berkehendak). Dia juga disebut sebagai Batara Tunggal (Tuhan yang Maha Esa), Batara Jagat (Penguasa Alam), dan Batara Seda Niskala (Yang Gaib). Sang Hyang Kersa atau Tuhan Yang Maha Kuasa bersemayam di Buana Nyungcung. Semua dewa dalam konsep Hindu (Brahma, Wishnu, Shiwa, Indra, Yama, dan lain-lain) tunduk kepada Batara Seda Niskala.
Tidak heran jika masyarakat Sunda tidak begitu mengenal pendirian candi atau pura. Sebab, orang Sunda bukan penganut Hidu dan Buddha. Sang Hyang Kersa tidak dipuja di sebuah tempat.
Orang Kanekes, Badui, menulis: "Buana Nyungcung: tempat bersemayam Sang Hyang Kersa, yang letaknya paling atas. Buana Panca Tengah: tempat berdiam manusia dan makhluk lainnya, letaknya di tengah. Buana Larang: neraka, letaknya paling bawah antara Buana Nyungcung dan Buana Panca Tengah terdapat 18 lapis alam yang tersusun dari atas ke bawah.
Lapisan teratas bernama Bumi Suci Alam Padang atau menurut kropak 630 bernama Alam Kahyangan atau Mandala Hyang alias surga. Lapisan alam kedua tertinggi itu merupakan alam tempat tinggal Nyi Pohaci Sanghyang Asri dan Sunan Ambu."
Sang Hyang Kersa menurunkan tujuh batara di Sasaka Pusaka Buana. Salah satu dari tujuh batara itu adalah Batara Cikal, paling tua yang dianggap sebagai leluhur orang Kanekes. Keturunan lainnya merupakan batara-batara yang memerintah di berbagai wilayah lainnya di tanah Sunda. Pengertian nurunkeun (menurunkan) batara ini bukan melahirkan tetapi mengadakan atau menciptakan.
Editor : Agus Warsudi
Bahasa Sunda budaya sunda adat sunda Upacara adat Sunda Sunda Wiwitan Tatar Pasundan tarumanagara Kerajaan Tarumanagara Kerajaan Salakanagara
Artikel Terkait