"Kami belajar memilih dengan teliti. Kami jangan mudah terbuai oleh hal-hal yang sifatnya terkesan luar biasa ternyata ujung-ujungnya eh gak punya duit, eh teknologinya ngaco dan lain sebagainya. Nah ini kami belajar dari itu, yang menang adalah teknologi dari Jerman, nama company-nya Euwelle," ujarnya.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menuturkan, Euwelle telah memenuhi kriteria untuk melanjutkan proyek TPPAS Lulut Nambo, di antaranya menerapkan teknologi yang sudah teruji. Selain itu, Uwell mengajukan biaya operasional TPPAS Lulut Nambo yang masuk akal, sehingga tipping fee yang dibebankan kepada pemerintah daerah tidak terlalu besar.
"Euwelle ini memang satu dari tiga peserta yang saya serahkan pemilihannya secara profesional. Nah oleh karena itu saya harapkan lancar karena Jabar sudah diputuskan semua sampahnya harus menjadi energi," tegas Kang Emil.
Agar konversi sampah menjadi energi di Jabar benar-benar terwujud, lanjut Kang Emil, pihaknya pun akan berupaya segera merampungkan pembangunan TPPAS Legok Nangka bagi warga Bandung Raya dan dua TPPAS serupa bagi warga Cirebon, Indramayu Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) serta warga Bekasi, Karawang, dan Purawakarta (Bekarpur).
Editor : Agus Warsudi
tppas legok nangka gubernur jawa barat ridwan kamil gubernur ridwan kamil ridwan kamil TPPAS Lulut Nambo jawa barat
Artikel Terkait