Untuk meningkatkan pendapatan dari lima sektor pajak itu, Bapenda Jabar membuat terobosan sistem pajak, baik untuk PKB, BBNKB, PBBKB, pajak air permukaan, maupun pajak rokok yang tujuan utamanya mempermudah pelayanan pembayaran pajak.
Transaksi yang dicatatkan melalui digital di aplikasi pada 2021 mencapai Rp500 miliar. Setahun berselang ada 741 ribu transaksi pembayaran pajak dengan nilai penerimaan mencapai hampir Rp700 miliar.
"Kami melihat digitalisasi ini penting dalam rangka mendukung pengelolaan pembangunan maupun pengelolaan perpajakan," ujar Dedi Taufik.
Di sisi lain, Ridwan Kamil sejak awal masa kepemimpinan berupaya mempersempit kesenjangan pembangunan antara kota dan desa. Salah satu program yang diluncurkan adalah Desa Digital.
Dewan Eksekutif Tim Akselerasi Pembangunan Gubernur Jabar Juwanda mengatakan, teknologi melaju pesat di Jabar. Bahkan, penetrasi penggunaan smartphone ternyata sudah lebih dari 70 persen.
"Tapi sayangnya ketika kita lihat cek penggunaannya, masih banyak menggunakan smartphone atau internet itu untuk sosial media, entertainment, sangat sedikit yang menggunakan untuk hal-hal yang bisa meningkatkan kapasitasnya," kata Juwanda.
Persoalan lain adalah penetrasi internet pun masih terkonsentrasi di kota. Oleh karenanya, ide Desa Digital Ridwan Kamil hadir tidak hanya sebatas pada akses, melainkan pada konten yang meningkatkan level kesejahterannya.
Editor : Agus Warsudi
akses perekonomian digital ekonomi digitalisasi ekonomi ekonomi ekonomi 2023 Ekonomi Jabar Pertumbuhan Ekonomi Jabar digitalisasi digitalisasi birokrasi digitalisasi daerah
Artikel Terkait