“Hai, kamu siapa dan dari mana asalmu?” tanya Purbasari.
“Aku Guruminda, putra Sunan Ambu dari Kahyangan. Aku telah diturunkan ke Bumi dengan bentuk seperti ini, dan kesasar di tengah hutan ini,” jawab si Lutung.
Mendengar jawaban itu, hati sang Putri pun menjadi tenang. Tanpa banyak tanya, dia tersenyum seraya memperkenalkan diri dan menceritakan asal-usulnya. Karena mereka memiliki nasib sama, yaitu terbuang di hutan itu, akhirnya mereka pun berteman.
Sejak saat itu, Purbasari memanggil si lutung dengan panggilan Lutung Kasarung, yang artinya lutung tersesat. Kemana pun sang Purbasari pergi, Lutung Kasarung selalu menyertai. Bahkan, dia sering memetik buah-buahan untuk sang putri.
Tanpa diketahui Purbasari, saat bulan purnama, Lutung Kasarung memohon kepada ibundanya, Sunan Ambu untuk dibuatkan taman yang indah dengan tempat pemandian untuk Purbasari. Sunan Ambu lantas memerintahkan para dewa dan para bidadari turun ke Bumi untuk mewujudkan keinginan dari putranya tersebut.
Para Dewa dan Bidadari membuatkan taman dan tempat mandi yang sangat indah untuk Purbasari. Pancurannya terbuat dari emas murni. Dinding dan lantainya terbuat dari batu pualam. Air murni dan bersih yang mengalir berasal dari telaga kecil penuh doa-doa dari para dewa.
Para dewa dan bidadari menyebut taman indah itu Jamban Salaka. Selain dibuatkan telaga dan taman indah, para bidadari menyiapkan beberapa pakaian indah untuk Purbasari.
Editor : Agus Warsudi
Cerita Rakyat Cerita rakyat Sunda budaya sunda kerajaan sunda MASYARAKAT SUNDA Orang Sunda kisah legendaris Legenda
Artikel Terkait