Namun, Prabu Tapa Agung menilai putri sulungnya itu belum pantas menjadi seorang ratu, karena sifatnya yang sombong, angkuh, dan licik. Putri Purbararang juga sering memutuskan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya terlebih dulu, sehingga menimbulkan kekacauan.
Sang Prabu lebih senang jika putri bungsunya, Purbasari, yang menggantikan kedudukannya, karena dia baik hati, arif, dan bijaksana. Dengan pertimbangan tersebut, sang Prabu dan permaisuri memutuskan untuk memilih Purbasari menjadi Ratu.
Di hadapan seluruh pembesar kerajaan dan juga ketujuh putrinya raja, Prabu Tapa Agung menyerahkan tahtanya kepada Purbasari. Prabu Tapa Agung lantas meninggalkan istana kerajaan untuk memulai hidup baru sebagai pertapa.
Purbararang sangat marah luar biasa karena takhta Kerajaan Pasir Batang diserahkan kepada adik bungsu Purbasari, bukan kepadanya. Maka, berselang satu hari sejak penobatan Purbasari menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang, Purbararang menemui Indrajaya tunangannya.
Keduanya kemudian meminta bantuan nenek sihir untuk mencelakai Purbasari. Nenek sihir jahat tersebut memberikan boreh, sebuah zat berwarna hitam yang dibuat dari tumbuhan kepada Purbararang. Nenek sihir itu berkata, ”Semburkan boreh ini ke wajah dan seluruh tubuh Purbasari.”
Purbararang pun segera melaksanakan pesan nenek sihir. Boreh itu disemburkan ke wajah dan seluruh tubuh Purbasari. Akibatnya, seluruh tubuh Purbasari bermunculan bercak-bercak hitam mengerikan. Dengan kondisi tersebut, Purbararang memiliki alasan untuk mengusir Purbasari dari istana.
Editor : Agus Warsudi
Cerita Rakyat Cerita rakyat Sunda budaya sunda kerajaan sunda MASYARAKAT SUNDA Orang Sunda kisah legendaris Legenda
Artikel Terkait