Wina Rezky Agustina berhasil menerjemahkan kisah Apun Gencay berlatar belakang kegusaran petani kopi di Cianjur pada masa kolonial. (FOTO: ISTIMEWA)

“Dia pun mendapat gelar bekende grooten koffi leverancier (distributor besar kopi yang termasyhur), seperti ditulis Otto van Ress dalam Overzigt van de Geschhiedenis der-Pranger Regentschappen (Sejarah Para Bupati Priangan),” tutur Hendi Jo.

Berbeda dengan pandangan para pejabat VOC, sebagian besar rakyat, terutama para petani kopi, justru menyimpan kebencian kepada Aria Wiratanudatar III. Sikap keras Aria Wiratanudatar III terhadap para petani kopi menjadi penyebab kebencian itu muncul.

Mengutip Jan Breman dalam Keuntungan Kolonial dalam Kerja Paksa: Sistem Priangan dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1720-1870, Hendi Jo menyebutkan, dalam praktiknya, VOC bekerja sama dengan bangsawan lokal untuk menindas rakyat. Selain itu, dalam menjalankan bisnis kopinya, Aria Wiratanudatar III dinilai tidak jujur dengan mengambil laba terlalu banyak dari para petani. 

Menurut sejarawan Gunawan Yusuf, harga kopi yang disepakati adalah 17.50 ringgit per pikul. Namun nyatanya, Aria Wiratanu Datar III  hanya membayar 12.50 ringgit per pikul.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5 6 7
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network