Salah satu pemicunya adalah kasus bayaran kopi kepada VOC yang seharusnya 17,5 gulden, hanya dibayar 12,5 gulden. Sedangkan yang 5 gulden dipakai Raden Aria Wiratanudatar III.
“Aria Wiratanudatar III sejatinya bernama Raden Astramanggala. Dia merupakan putra sulung dari 14 anak Aria Wiratanudatar II, Bupati Cianjur pertama,” ujar Hendi Jo yang bernama asli Hendi Johari ini seperti sempat diungkapkan dalam Majalah Historia edisi 26 November 2019.
Hendi Jo yang juga salah satu anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Cianjur itu, dalam beberapa catatan sejarah, Aria Wiratanu Datar III tersohor sebagai mitra dagang VOC yang paling setia. Adalah komoditas kopi yang menjadi andalannya untuk berbisnis dengan Maskapai Dagang Hindia Timur tersebut.
Begitu puasnya VOC dengan pelayanan Aria Wiratanudatar III hingga dua Gubernur Jenderal VOC, yakni, Christoffel van Swol (1713-1718) dan Hendrick Zwaardecroon (1718-1725) menghadiahinya wilayah-wilayah baru, Distrik Jampang dan Distrik Sagara Kidul.
Editor : Agus Warsudi
bupati cianjur cianjur kabupaten cianjur pejabat cianjur perempuan cantik petani kopi tari kontemporer Seni tari
Artikel Terkait