Viral, Dedi Mulyadi Marahi Pengemis di Purwakarta, Ini yang Sebenarnya Terjadi
Meski sebenarnya bukan pengidap stroke, namun pengemis tersebut membawa kaleng bertuliskan, "Bantuan biaya pengobatan stoke". Kaleng bantuan diletakkan di depan kursi roda dengan tujuan agar orang-orang iba alias kasihan.
"Saya sudah ke rumahnya, (pengemis) bukan stoke. Di rumahnya sehat biasa. Ngobrol normal," tutur mantan Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat ini.
Sang istri pengemis itu menyergah. "Gak. Maap pa, bapak kan janji hari Senin mau dateng ke sini," kata si ibu.
Mendengar sergahan si ibu, nada suara Kang Dedi agak meninggi. "Loh ibu, anaknya saya tunggu di gedung kembar, gak dateng. yang mau jualan bubur, sampai sekarang enggak. Iya betul, (cacat) bawaan. Tapi ini (mengemis jadi) profesi. Punten (maaf). Kalau kita tidak nanganin (memberi bantuan), tidak sayang sama ibu, saya tidak akan menghentikan. Anak ibu saya kasih modal. Bilang mau jualan bubur gak mau. Asalnya, sudah saya bilang jadi tukang sapu digaji tiap bulan dua juta (Rp2 juta) gak mau juga. Anak yang STM saya bilang nyapu di depan. Sekolahnya saya biayain, gak mau juga," kata Kang Dedi.
"Ini bandel ini. Ini profesi. Kaya pemerintah. Kan ini seolah-olah sakit. kaya pemerintah gak punya sikap. Gak punya bantuan. Bawa ke satpol pp!" tegasnya.
"Siap, siap," jawab anggota Satpol PP di lokasi kejadian.
Editor: Agus Warsudi