Tekan Gas Rumah Kaca, Masyarakat Diminta secara Aktif Kurangi Produksi Sampah
BANDUNG, iNews.id - Masyarakat diminta secara aktif mengurangi produksi sampah sebagai salah satu langkah menekan naiknya gas rumah kaca yang berbahaya terhadap iklim. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah praktik guna ulang (reuse) barang dan wadah atau kemasan.
Bukan hanya meminimalisasi sampah, praktik guna ulang juga memungkinkan produk dimanfaatkan secara maksimal, mencegah polusi dan menghemat energi.
Penggiat persampahan Hanifah Nurawaliah menegaskan, berbagai kajian menunjukkan, penggunaan kembali barang dan kemasan juga bisa mengurangi gas rumah kaca yang memicu terjadinya perubahan iklim.
“Penggunaan reuseable packaging bisa mengurangi 54 persen emisi karbon,” ujar Hanifah dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Komunitas Guna Ulang Aja (GUA) bertema "Peran Pemuda dan Pemerintah Daerah Dalam Mendorong Gerakan Guna Ulang Dalam Pengelolaan Sampah di One Eighty Coffee & Music.
Karenanya, Hanifah mengajak kaum muda utamanya Generasi Z untuk membiasakan diri menggunakan produk atau kemasan yang bisa diguna ulang, demi kelestarian alam.
“Bumi ini akan kita wariskan ke generasi mendatang, anak-anak muda harus bangga menggunakan barang-barang reuse,” ujarnya.
Dalam praktiknya tak mudah menerapkan praktik guna ulang karena saat ini konsumen dimanjakan dengan melimpahnya aneka produk dengan kemasan yang tak bisa dipakai kembali.
“Zaman dulu kita menerapkan guna ulang karena banyak produk yang dikemas dalam botol kaca,” kata pendiri perusahaan penyedia stasiun air minum isi ulang Izifill, Ichsan Mulia.
Tetapi, menurut Ichsan, belakangan terjadi trend di kalangan kaum muda untuk menggunakan wadah yang bisa dipakai berulang-ulang, misalnya tumbler. Dia menuturkan, Izifill didirikan untuk merespons hal itu. “Mereka membawa tumbler, kalau tidak ada stasiun pengisian airnya, terus bagaimana,” kata dia.
Beroperasi sejak Juni 2022, Izifill kini memiliki delapan unit stasiun air minum isi ulang di Bandung dan Jakarta. Ichsan mengklaim, telah mendistribusikan hampir 2.000 liter air, dikonsumsi 820 orang, mengurangi lebih dari 5.000 botol plastik.
Editor: Asep Supiandi