Sulap Limbah Daun Nanas Jadi Kain, Pemuda Subang Berhasil Ekspor, Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah

Dengan benang dari daun nanas, Alan membuat berbagai produk bernilai tinggi. Untuk memajukannya usahanya, Pertamina EP memberikan bantuan alat mesin ekstraksi dan memberikan pelatihan.
Saat ini, pengolahan limbah daun nanas yang dirintis Alan semakin berkembang. Selain telah menembus berbagai daerah di Indonesia, hasil olahan limbah daun nanas tersebut telah diekspor ke Jepang, Singapura, Malaysia, dan Jerman.
"Untuk pasar mancanegara, kami memenuhi pasar serat atau benang dari limbah daun nanas. Sedangkan untuk pasar dalam negeri berupa kerajinan tangan, seperti kain, rompi, tas, dan lampu hias," kata Alan Sahroni.
Alan menyatakan, proses pemanfaatan limbah daun nanas menjadi benang, pertama-tama mengekstraksinya menjadi serat terlebih dulu. Setelah itu, hasil ekstraksi limbah daun nanas dicuci untuk menghilangkan sisa daun.
"Serat daun nanas dijemur hingga kering dan disisir untuk merapikan serta membuat serat menjadi lebih halus. Setelah selesai, barulah serat atau benang dari limbah daun nanas siap diekspor atau dibuat kerajinan," ujarnya.
Editor: Agus Warsudi