get app
inews
Aa Text
Read Next : Sejarah Kesenian Sisingaan Khas Jawa Barat, Ekspresi Perlawanan Rakyat Subang terhadap Penjajah

Sulap Limbah Daun Nanas Jadi Kain, Pemuda Subang Berhasil Ekspor, Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah

Rabu, 26 Oktober 2022 - 10:18:00 WIB
Sulap Limbah Daun Nanas Jadi Kain, Pemuda Subang Berhasil Ekspor, Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah
Alan Sahroni menunjukkan produk kerajinan dari limbah daun nanas. (FOTO: iNews/YUDY HERYAWAN JUANDA)

SUBANG, iNews.id - Alan Sahroni (33), warga Kampung Cijoged, Desa Cikadu, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang menyulap limbah daun nanas menjadi produk bernilai tinggi. Kerajinan dari limbah daun nanas tersebut telah menembus pasar mancanegara.

Kini petani milenial yang mendapat bantuan corporate social responsibility (CSR) dari Pertamina EP tersebut meraup omzet puluhan juta rupiah dan membuka lapangan pekerjaan bagi tetangganya.

Usaha kerajinan ini bermula saat Alan Sahroni mengikuti business plan tingkat nasional. Semula, Alan hendak mengolah buah nanas. Tetapi, ide itu berubah lantaran sudah banyak pelaku usaha yang mengolah limbah buah tersebut.

Akhirnya, Alan Sahroni yang merupakan sarjana tekstil lulusan 2013, melirik limbah daun nanas yang melimpah di Kabupaten Subang. Berkat pengetahuan tentang tekstil cukup mumpunya, Alan pun mengubah limbah daun nanas menjadi benang.

Kemudian Alan mengubah benang yang dihasilkan dari daun nanas itu menjadi kain. Berkat ketekunannya itu, Alan berhasil menjadi salah satu pemenang business plan tingkat nasional tersebut. 

Pekerja mengubah daun nanas menjadi serat atau benang. (FOTO: iNews/YUDY HERYAWAN JUANDA)
Pekerja mengubah daun nanas menjadi serat atau benang. (FOTO: iNews/YUDY HERYAWAN JUANDA)

Dengan benang dari daun nanas, Alan membuat berbagai produk bernilai tinggi. Untuk memajukannya usahanya, Pertamina EP memberikan bantuan alat mesin ekstraksi dan memberikan pelatihan.

Saat ini, pengolahan limbah daun nanas yang dirintis Alan semakin berkembang. Selain telah menembus berbagai daerah di Indonesia, hasil olahan limbah daun nanas tersebut telah diekspor ke Jepang, Singapura, Malaysia, dan Jerman.

"Untuk pasar mancanegara, kami memenuhi pasar serat atau benang dari limbah daun nanas. Sedangkan untuk pasar dalam negeri berupa kerajinan tangan, seperti kain, rompi, tas, dan lampu hias," kata Alan Sahroni.

Alan menyatakan, proses pemanfaatan limbah daun nanas menjadi benang, pertama-tama mengekstraksinya menjadi serat terlebih dulu. Setelah itu, hasil ekstraksi limbah daun nanas dicuci untuk menghilangkan sisa daun.

"Serat daun nanas dijemur hingga kering dan disisir untuk merapikan serta membuat serat menjadi lebih halus. Setelah selesai, barulah serat atau benang dari limbah daun nanas siap diekspor atau dibuat kerajinan," ujarnya.

Pekerja menenun benang dari limbah daun nanas. (FOTO: iNews/YUDY HERYAWAN JUANDA)
Pekerja menenun benang dari limbah daun nanas. (FOTO: iNews/YUDY HERYAWAN JUANDA)

Alan menuturkan, CSR dari Pertamina EP sangat berdampak bagi perkembangan usahanya, terutama mesin dan pelatihan bagi masyarakat sehingga produktivitas hasil olahan limbah daun nanas meningkat. 

"Sebanyak 300 kilogram limbah daun nanas dapat diubah menjadi 7 kg serat kering. Omzet dari penjualan serat limbah nanas dan produk kerajinannya antara Rp15 juta hingga Rp30 juta per bulan," tutur Alan.

Imas Fitriana, warga sekitar, mengaku sangat senang dilibatkan dalam pemanfaatan limbah daun nanas tersebut. Dengan usaha itu, dia bisa membantu suami memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut