get app
inews
Aa Text
Read Next : Kubangan Lumpur Mirip Kawah di Cirebon Diduga Mengandung Belerang dan Fosfor

Sampel Lumpur dari Semburan di Desa Cipanas Cirebon Diteliti di Laboratorium

Rabu, 02 Juni 2021 - 15:21:00 WIB
Sampel Lumpur dari Semburan di Desa Cipanas Cirebon Diteliti di Laboratorium
Tim ESDM Jabar dan DLH Cirebon mengambil sampel lumpur, air, dan batu di lokasi semburan di Desa Cipanas, Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. (Foto: iNews/Toiskadar)

CIREBON, iNews.id - Tim gabungan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Cirebon mengambil sampel lumpur, air, dan batu, yang menyembur dari lahan warga di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (2/6/2021). Sampel lumpur itu diteliti di laboratorium untuk mengetahui kandungannya.

Selain itu, petugas juga memasang garis darurat sebagai tanda agar masyarakat tidak mendekati area semburan lumpur. "Kami mengimbau warga di sekitar lokasi semburan untuk tidak mendekat," kata pelaksana tugas (plt) Kasi Penambangan dan Air Tanah Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon dihebohkan dengan penemuan sebuah kubangan yang mengeluarkan lumpur beraroma bau belerang. Kubangan tersebut mirip kawah di gunung berapi sehingga warga berharap secepatnya ada penanganan dari pemerintah.

Semburan lumpur di Desa Cipanas berbentuk lingkaran itu berdiameter sekitar 4 meter lebih. Fenomena tersebut sudah terjadi sejak lama, namun ketika itu oleh warga sempat ditutup. Saat ini lokasinya berpindah, dulu di sekitar lokasi semburan lumpur terdapat produksi kalsit tapi kini sudah tidak ada.

Warga merasa khawatir dan mengeluhkan jika mendekat lokasi akan terhirup bau belerang dan gas yang menyengat. Sehingga untuk sementara pihak aparat pemerintahan desa hanya memberi imbauan agar tidak main api di sekitar semburan lumpur, karena belum diketahui zat dan kandungannya.

Sementara petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, dalam waktu dekat berencana akan membuat garis pembatas darurat atau zona aman. Selain itu juga akan segera berkoordinasi dengan BNPB, vulkanologi, ESDM, Geologi dan melaporkan ke BPBD Jawa Barat. 

"Agar bisa dilakukan kajian dan penelitian apakah ada manfaat yang positif dan meminimalisasi dampak negatifnya. Terus kita upayakan untuk mengurangi kemungkinan risiko yang berbahaya bagi lingkungan sekitar," kata Kepala BPBD Cirebon Alex, Selasa (2/6/2021) 

BPBD Cirebon menduga semburan lumpur di Desa Cipanas itu mengandung belerang dan fosfor. Hal ini bisa diketahui dari bau yang tercium di sekitar lokasi semburan.

Selain itu, BPBD juga mencurigai adanya kandungan gas alam yang ikut keluar dari perut bumi. Sehingga kondisi di lapangan harus diantisipasi agar tidak membahayakan warga sekitar.  

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan memastikan, setelah melakukan observasi pihaknya bakal berkoordinasi dengan instansi lain, untuk melakukan penanganan lebih lanjut terkait peristiwa semburan lumpur tersebut

"Ini semburan lumpur bersama material alam, ada belerang dan fosfor. Diduga ada gas-gas tertentu. Dari penuturan warga ada burung yang mati terkena gas itu," kata dia, Selasa (1/6/2021).

Alex menilai, untuk sementara dampak yang ditimbulkan dari fenomena ini haya adanya aroma menyengat. Sedangkan, dampak lain masih belum dirasakan.

"Untuk saat ini lokasi terdekat dengan warga sekitar 400 meter. Ada juga bangunan seperti kandang ayam dan lahan pertanian. Ini baru dilaporkan, karena dampak yang dirasakan warga belum signifikan. Hanya bau saja," ucap Alex.

Sementara itu, perangkat Desa Cipanas, Yayan Ahmad Sidik menjelaskan, semburan ini merupakan peristiwa ketiga yang terjadi di Desa Cipanas. Sebab, kata Yayan, dua semburan serupa pernah muncul beberapa tahun tahun sebelumnya. Akan tetapi, lokasi semburan lumpur itu sudah ditutup oleh warga. 

"Ini terjadi udah puluhan tahun. Tahunya dari orang tua. Bahkan di sini sudah dua generasi kuncennya. Keluhannya kalau pagi bau belerangnya itu sangat menyengat. Khususnya untuk wilayah timur," kata Yayan saat ditemui MNC Portal Indonesia, Selasa (1/6/2021) sore.

Menurutnya, untuk sementara pihak Pemerintah Desa Cipanas sudah mengimbau warganya, agar tidak mendekati dan menyalakan api di lokasi semburan lumpur itu. Pihaknya khawatir bila di sekitar lokasi semburan lumpur tersebut terdapat kandungan gas alam.

Hingga kini, sambungnya, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti kenapa semburan lumpur itu bisa muncul. Dia berharap, ada instansi terkait yang bisa meneliti penyebab terjadinya fenomena alam tersebut.

"Mudah-mudahan ada pihak terkait yang meneliti lebih lanjut, bagaimana baik buruknya untuk masyarakat," ujar Yayan.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut