Operasi Kembar Siam Ayesha-Aleeya, Tim Dokter: Tantangannya di Pemisahan Liver
BANDUNG BARAT, iNews.id - Operasi bayi kembar siam Ayesha Azalea Putri Emira dan Aleeya Azalea Putri Emira, warga Kampung Umur-umuran RT 02/04 Desa Cipada, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), memiliki tantangan tersendiri. Tim dokter menyebut tantangan terbesar pada pemisahan liver.
Ketua Tim Dokter Kembar Siam RSHS Bandung dr Dikki Drajat Kusmayadi mengatakan secara medis operasi kembar siam seperti Ayesha-Aleeya memiliki tingkat keberhasilan tinggi karena fisik dan usia sudah siap.
"Operasi serupa pernah dilakukan pada 6 bayi kembar siam dengan kasus serupa. Kembar siam seperti Ayesha-Aleeya tingkat keberhasilan operasinya cukup tinggi," kata di kediaman kembar siam Ayesha-Aleeya, Selasa (8/11/2022).
Dikki Drajat Kusmayadi menyatakan, total operasi yang pernah dilakukan kepada lebih dari 20 bayi kembar siam. Kondisinya memang ada yang survive (bertahan hidup) dan tidak. Saat tindakan operasi, bukan hanya dilakukan oleh dokter bedah, tapi juga psikolog dan dokter bedah plastik.
Untuk kasus Ayesha-Aleeya, ujar Dikki Drajat Kusmayadi, merupakan kasus bayi kembar siam dempet dada dan perut atau dalam istilah kedokteran, thoraco-omphalopagus.
Namun masing-masing memiliki organ bagian dalam lengkap, seperti jantung, paru-paru, dan sebagainya. Yang menjadi tantangan adalah, organ liver Ayesha-Aleeya berdempet dan pembuluh darah menyilang.
"Melihat kondisi keduanya, sudah cukup dilakukan tindakan operasi. Secara medis bayi sudah bisa dioperasi mulai usia enam atau delapan bulan, karena fungsi tubuhnya sudah dapat mentolerir operasi berat," ujar Dikki Drajat Kusmayadi.
Apakah putri pasangan suami istri Eka Lasmana dan Mira Rahayu itu membutuhkan donor organ tubuh? Dikki menuturkan, tidak diperlukan karena organ dalam semua lengkap. Seperti usus, ginjal, kandung kemih, dan lainnya masing-masing ada.
"Hasil evaluasi dan pemeriksaan, permasalahan paling kompleks dalam operasi pemisahan adalah organ liver. Sebab berkaitan dengan bagaimana cara menutup kurangnya jaringan agar tingkat kecacatannya tidak terlalu mencolok," tutur Dikki.
Editor: Agus Warsudi