Mengenal Pencak Silat Nampon, Seni Bela Diri asal Padalarang KBB yang Eksis Sejak 1932

BANDUNG BARAT, iNews.id - Di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), berdiri perguruan pencak silat Nampon yang memiliki keunikan dan berbeda dari seni bela diri lain. Perguruan pencak silat ini didirikan oleh Abah Nampon pada 1932 dan masih eksis hingga saat ini.
Abah Nampon lahir di Ciamis tahun 1888 dan meninggal di Ngamprah pada tahun 1962. Sekitar tahun 1900 usai berkeliling ke berbagai perguruan, dia memutuskan untuk belajar ilmu beladiri pencak silat kepada RH Ibrahim, yakni pendiri aliran pencak Cikalongan Cianjur.
Abah Nampon kemudian menjadi guru di perguruan pencak silat Cikalong dan berhasil menghasilkan aliran silat yang didukung oleh 10 jurus gabungan dari seluruh pelajaran dan pengalamannya. Pada 1932, Abah Nampon membuka padepokan pencak silat di daerah Caringin, Kecamatan Ngamprah, KBB, di sekitar Situ Bolang.
Penerus sekaligus cucu Abah Nampon, Abah Ade Suparma mengatakan, tahun 1970 silat buhun mulai berkembang, termasuk pencak silat Nampon. Perguruan silat Nampon kini terus berkembang, khususnya di KBB, bahkan di wilayah Padalarang sudah ada 14 perguruan.
"Silat Nampon terus berkembang dan dimodifikasi agar bisa diakui dan masuk dalam pasanggiri. Bahkan (murid) dari luar Jabar pun sudah banyak, baik Jawa Tengah maupun Jawa Timur," kata Abah Ade Suparma, Jumat (8/7/2022).
Menurut Abah Ade Suparma, salah satu ciri khas dari perguruan silat Nampon terletak pada simbol atau logo perguruan yang berupa telapak tangan menghadap ke depan. Istilahnya disebut dengan jeblag. Sementara salah satu jurus nampon lebih memfokuskan pada pengolahan pernapasan atau tenaga dalam.
Pelatih Perguruan Nampon Abah Ali Setia mengatakan, aliran perguruan silat Nampon merupakan seni beladiri beraliran pernapasan yang dilanjutkan dengan teknik setruman untuk menyerang. Keunikan dari perguruan silat Nampon ini, yakni tidak ada penggunaan senjata atau seni beladiri tangan kosong.
Dikatakannya, para pesilat harus bisa fokus dan berkonsentrasi agar bisa menghasilkan tenaga dalam untuk menjatuhkan musuh tanpa menyentuh. Adapun jurus dasar di perguruan Nampon ini dinamai jurus lima, di mana kelima gerakan ini menjadi penentu untuk memasuki pembelajaran tenaga dalam.
"Tanpa menguasai jurus lima, para anggota tidak bisa berlanjut ke tahap selanjutnya untuk mempelajari tenaga dalam," kata Abah Ali Setia.
Editor: Agus Warsudi