Akibat Jembatan Ambruk, Warga Cihampelas dan Batujajar Harus Memutar 8 Km

BANDUNG BARAT, iNews.id - Akibat jembatan yang menghubungkan Kecamatan Cihampelas dan Batujajar ambruk pada Minggu (2/1/2022), warga terpaksa memutar sejauh 8 kilometer untuk sampai ke kampung mereka. Kondisi ini mengganggu aktivitas warga.
Sementara, jembatan yang ambruk ditutup sementara dan belum dilakukan perbaikan. Bagian tengah jembatan patah sehingga jika tetap dilintasi akan mengancam keselamatan warga.
Jembatan yang dibangun menggunakan material kayu itu baru diresmikan satu bulan lalu. Pantauan di lokasi, terlihat jembatan kayu dengan lebar 2,5 meter dan membentang sepanjang 540 meter itu ditutup agar warga tidak melintas.
Dede, warga Cihampelas mengatakan, untuk sampai ke kampung harus menggunakan jalan memutar sejauh 8 kilometer dengan waktu tempuh 30 menit. "Lewat jembatan ini lebih cepat. Akibat jembatan ambruk, kami terpaksa memutar dengan jarak tempuh lebih jauh," kata Dede.
Sementara itu, pengelola jembatan Cecep Sumanta mengatakan, saat ini jembatan segera diperbaiki dengan memperkokoh bagian tiang penyangga. "Proses perbaikan jembatan ini akan memakan waktu kurang lebih satu pekan," kata Cecep Sumantan.
Diberitakan sebelumnya, jembatan kayu di Kecamaatan Cihampelas, KBB ambruk, Minggu (2/1/2022) sekitar pukul 14.00 WIB. Satu balok penopang jembatan patah akibat telah lapuk sehingga tak kuat menahan beban.
Akibat ambruknya jembatan tersebut, ada pengendara motor yang tengah melintas, terjatuh, namun tak sampai menimbulkan korban jiwa. Ambruknya jembatan itu diduga akibat kelebihan beban.
Pasalnya, jembatan terapung penghubung antara Kecamatan Batujajar dengan Cihampelas ini setiap hari dilalui warga, baik jalan kaki maupun menggunakan motor.
Peristiwa ambruknya jembatan sempat viral setelah video amatir yang merekam detik-detik kejadian beredar di media sosial. Dalam video tersebut terlihat pengendara yang berada di depan dan dikendarai oleh ibu-ibu yang sedang memboncengi anaknya tersebut hendak melakukan penyeberangan menggunakan jembatan.
Saat tiba di pertengahan jembatan, tiba-tiba jembatan ambruk dan dua pengendara motor terperosok. Saat motor yang dikendarai ibu dan anak tersebut terperosok, sang anak perempuan menjerit kesakitan. Sebab, selain tertindih kendaraan, juga sempat masuk ke aliran Sungai Citarum.
Toyo Sopandi, warga setempat, kejadian tersebut berlangsung singkat. Tiba-tiba bagian tengah jembatan ambruk, diduga karena kelebihan beban. Pengguna jembatan tidak tertib dan tidak ada pengaturan khusus dari petugas jembatan.
"Padahal siapapun yang hendak menggunakan jembatan tersebut baik untuk menyeberang maupun hanya berfoto selfie dikenai biaya sesuai daftar yang tertera," kata Toyo.
Editor: Agus Warsudi