96 Prajurit Infanteri TNI AD Latihan Pertempuran Hutan di Gunung Tilu Bandung
BANDUNG, iNews.id - Gunung Tilu, Kampung Tegallega, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, jadi lokasi latihan pertempuran hutan 96 prajurit TNI AD. prajurit yang berhasil mengikuti latihan sampai akhir akan mendapat penghargaan Tab Jungle, Brivet, Sangkur dan Sertifikat.
Pada Jumat (3/12/2021), Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal TNI Bakti Agus Fadjari meninjau latihan pertempuran hutan yang digelar Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Kodiklatad) itu.
Wakil KSAD dan Pangdam Siliwangi menerima paparan dari Komandan Latihan (Danlat) Kolonel Inf Tyas Koeshardjadi, mengenai mekanisme Latihan. Latihan diikuti 96 prajurit TNI AD dari satuan-satuan Infanteri enam komando utama (kotama) di wilayah Jawa.
Mereka dididik dan dilatih secara khusus di daerah latihan lereng Gunung Tilu, Kampung Tegallega Desa Mekarsari, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Mereka dilatih materi taktik dan teknik pertempuran hutan selama satu bulan lebih, sejak 3 November hingga 14 Desember 2021," kata Danlat Kolonel Inf Tyas Koeshardjadi.
Seusai menerima paparan danlat, Wakil KSAD dan Pangdam Siliwangi meninjau pelaksanaan latihan di dalam hutam, sekaligus mengecek peserta latihan mengenai materi yang telah mereka terima.
Sementara itu, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto mengatakan, geografis wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri atas beribu-ribu pulau yang di dalamnya terdapat pegunungan dan hutan-hutan.
Karena itu, kemampuan pertempuran hutan mutlak dimiliki oleh prajurit Infanteri dan sangat berguna di medan operasi. Dengan kemampuan dan disiplin tempur maka akan terhindar dari korban sia-sia di daerah penugasan.
"Latihan itu merupakan kebutuhan bagi Prajurit sehingga mereka siap setiap saat melaksanakan tugas operasi, khususnya di kawasan hutan," kata Pangdam Siliwangi.
Editor: Agus Warsudi