Menurut Kang Emil, berdasarkan pengalaman penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, pencemaran berasal dari limbah pabrik dan rumah tangga atau domestik.
Karena itu, Kang Emil pun meminta patroli dilakukan pada malam hari dan atau saat hujan turun. Menurutnya, dua momen itulah yang kerap dimanfaatkan para pembuang limbah, agar aksinya tidak ketahuan warga sekitar sungai dan petugas.
"(Patroli) jangan di siang hari, kerjanya saat hujan dan malam. Kenapa sarannya terdengar aneh? Karena pencemaran berdasarkan pengalaman selalu dilakukan saat hujan, berharap mengalir dengan air hujan dan berharap gak ada yang lihat pada malam hari," ujar Kang Emil.
GUbernur Jabar pun meminta Pemkab Bekasi meniru Program Citarum Harum dalam menangani pencemaran di Kali Rasmi, agar kejadian serupa tak terulang. Kualitas air Sungai Citarum membaik dari asalnya cemar berat menjadi cemar ringan hanya dalam waktu tiga tahun.
"Meng-copy keberhasilan Citarum. Sungai ini (Sungai Citarum) rumit karena melewati 13 kota/kabupaten. Dari yang asalnya hitam tercemar menjadi cemar ringan. Kalau Citarum skala besar saja bisa, kenapa kali yang lebih kecil tidak bisa. Kuncinya adalah kekompakan itu," tutur Gubernur Jabar.
Editor : Agus Warsudi
gubernur jawa barat ridwan kamil gubernur ridwan kamil ridwan kamil bau busuk limbah Bersihkan Limbah limbah limbah beracun limbah berbahaya limbah berbau limbah pabrik
Artikel Terkait