Tarusbawa berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa. Dia jeli melihat pamor Kerajaan Tarumanagara mulai memudar. Karena itu, Tarusbawa ingin sekali mengembalikan kejayaan dan keharuman seperti masa Purnawarman yang bekedudukan di Purasaba (ibu kota) Sundapura.
Pada 670 Masehi, Tarusbawa mengganti Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Penggantian nama itu membuat Wretikandayun pendiri Kerajaan Galuh memisahkan diri dari kekuasaan Kerajaan Sunda yang dipimpin Tarusbawa.
Wretikandayun adalah seorang putra Galuh menikah dengan seorang Putri bernama Parwati. Parwati adalah seorang putri Maharani Sima dari Kerajaan Kalingga (sebuah kerajaan di Jawa Tengah). Dengan dukungan Kerajaan Kalingga, Wretikandayun menuntut kepada Tarusbawa supaya bekas kawasan Kerajaan Tarumanagara dibagi menjadi dua bagian.
Tarusbawa yang sedang dalam keadaan lemah dan tidak ingin terjadi perang saudara, maka dia memenuhi tuntutan Wretikandayun. Pada 670 Masehi, bekas wilayah kekuasaan Tarumanagara dipecah menjadi dua di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda dan Galuh.
Sungai Citarum yang membelah Jawa Barat menjadi pembatas antara Kerajaan Sunda di barat dan Kerajaan Galuh di timur. Setelah terjadi pemecahan, Tarusbawa mendirikan ibu kota kerajaan di daerah pedalaman dekat hulu Sungai Cipakancilan.
Dalam Carita Parahyangan, Tarusbawa hanya disebut dengan gelarnya, yaitu Tohaan di Sunda (Raja Sunda). Masa pemerintahan Kerajaan Sunda yang dipimpin oleh Tarusbawa hanya sampai 723 Masehi.
Editor : Agus Warsudi
adat sunda budaya sunda etnis Sunda kerajaan sunda sungai citarum prasasti prasasti ciaruteun Batu prasasti
Artikel Terkait