BANDUNG, iNews.id - Kasus penipuan dan penggelapan dengan modus penerimaan Bintara Polri masih marak terjadi. Setelah kasus AKP SW di Cirebon, kali ini dilakukan RV alias P, ibu rumah tangga di Kota Bandung.
AKP SW dipecat dari kepolisian dan terancam hukuman pidana karena terlibat penipuan modus penerimaan Bintara Polri. Dalam kasus ini, SW dan pelaku lain R, meraup Rp310 juta dari orang tua korban. Sedangkan tersangka RV alias P meraup Rp505 juta dari dua korban RS dan YS.
Kepala Biro SDM Polda Jabar AKBP Harry mengatakan, penipuan seperti ini sangat merugikan institusi Polri. Para pelaku mengaku bisa mengurus dan mengakses sistem penerimaan Bintara Polri.
Padahal, selama ini, kata Kepala Biro SDM Polda Jabar, tidak ada unsur subjektivitas dalam rekrutmen anggota Polri. Semua dilaksanakan secara akuntabel dan transparan. Siapa pun tidak bisa memengaruhi rekrutmen Polri.
"Sistem penerimaan ini betul-betul akuntabel dan transparan. Mekanisme dan sistem penerimaan Bintara Polri betul-betul ketat dan tidak bisa dipengaruhi secara subjektif oleh siapa pun. Jadi jika ada yang mengaku-ngaku bisa memengaruhi kondisi atau teknis penerimaan secara subjektif itu bisa dipastikan tidak benar alias penipuan," kata Kabiro SDM Polda Jabar.
AKBP Harry menyatakan, SDM Polri termasuk Biro SDM Polda Jabar menggunakan prinsip Betah dalam penerimaan Bintara, yaitu bersih, transparan, akuntabel, dan humanis. Setiap tahapan tes diawali dengan pendaftaran secara online. Kemudian diverifikasi nomor pendaftaran. Saat mengakses situs yang sudah disediakan, seluruh ketentuan persyaratan tes sudah tertera dengan jelas.
"Kami sudah memberikan peringatan, untuk penerimaan anggota Polri tidak dipungut biaya sepeser pun. Sebelum pendaftaran atau pengumuman online, kami awali dengan sosialiasi bahwa menjadi anggota Polri yang paling penting hanya satu syaratnya, memenuhi ketentuan dan jangan tergoda bujuk rayu pihak mana pun yang bisa menjanjikan kelulusan," tutur Karo SDM Polda Jabar.
"Yang bisa meluluskan seorang calon adalah dirinya sendiri dengan cara belajar dan berlatih. Yang kami perlukan adalah calon terbaik yang bisa lulus. Apabila pendaftar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik kesehatan, psikologi, jasmani, maupun mentalnya," ucap AKBP Harry.
Dalam setiap proses seleksi anggota Polri, ujar Karo SDM Polda Jabar, sistemnya one day service. Tes dilaksanakan dengan metode CAT. Jadi ketika peserta selesai mengikuti ujian, hasilnya langsung keluar dan diumumkan. Jadi dengan sistem tersebut, SDM Polri berupaya mengeliminasi pihak-pihak tertentu untuk "bermain".
"Jadi siapapun yang ikut tes dengan CAT, hasilnya langsung keluar dan peserta langsung diumumkan nilainya hari itu juga. Dan pada saat pengumuman kelulusan itu pun sidangnya sidang terbuka, disaksikan semua pihak dan bahkan kita share link via YouTube ataupun platform media sosial lainnya sehingga sangat terbuka dan transparan," ujar Karo SDM Polda Jabar.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, penerimaan anggota Polri merupakan agenda tahunan. Setiap tahun dilaksanakan dengan beberapa tahapan. Dimulai dari sosialisasi.
"Lalu, proses seleksi juga dilakukan dengan betul-betul pengawasannya berlapis, baik di internal maupun eksternal. Ada evaluasi untuk setiap tahapan, sehingga memang kelulusan itu memberikan hasil objektif," kata Kabid Humas Polda Jabar.
Editor : Agus Warsudi
Bintara Polri penerimaan bintara polri rekrutmen bintara polri Calo Bintara Polri aksi penipuan korban penipuan kasus penipuan jadi korban penipuan modus penipuan Pelaku penipuan
Artikel Terkait