Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh tani dengan upah Rp30.000 per hari itu menuturkan, telah melaporkan keadaan rumah milik ibunya kepada pemerintah desa sejak 2019. Namun meski sudah berganti pimpinan atau kepala desa, proposal pengajuan bantuan renovasi rumah ibunya itu tidak pernah terealisasi.
Akhirnya kekhawatiran Ajang terbukti. Rumah milik ibunya ambruk rata dengan tanah pada Selasa 25 Oktober 2022 lalu sekitar pukul 09.00 WIB. Beruntung pada saat kejadian ibunya sedang tidak ada di rumah karena sudah berangkat ke sawah untuk bekerja. "Ibu saya selamat karena sudah pergi ke sawah, tapi semua bangunan rumah rata dengan tanah," tuturnya.
Sementara itu, Ketua RW 12 Desa Ciptaharja Ocay mengatakan, banyak warga yang memang secara ekonomi tidak mampu. Ada sekitar 110 KK dari total 210 KK yang masih tinggal di rumah panggung.
"Di kampung ini memang masih banyak warga yang secara ekonomi kurang mampu. Kalau yang rumahnya bagus biasanya warga alumni yang pernah kerja jadi TKW," kata Ocay.
Editor : Agus Warsudi
program rutilahu rumah tidak layak huni rumah ambruk rumah roboh korban rumah roboh bandung barat kabupaten bandung barat
Artikel Terkait