Wina berharap kehadiran Lokatmala bisa memantik kreatifitas baru dan menularkannya kepada yang lain. Menjadi virus positif untuk tumbuhnya jejaring kekuatan baru dalam derap langkah kebudayaan yang kadang terseok karena nihilnya keberpihakan kita pada jati diri bangsa yang sesungguhnya.
“Saatnya kita membangun karya. Karya yang bisa kita kerjakan meskipun dalam ritmis kecil dan temaram lilin kemasygulan. Kita terus bekerja untuk kebudayaan dengan jalan lurus kesungguhan. Malam ini kami mulai dengan Bismillah, dan doakan kami mencapainya!” ucap Wina.
Sementara itu, Pegiat Budaya Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Dhika mengatakan, Cianjur tidak hanya dikenal akan tanah subur, makmur, alam indah, dan masyarakatnya yang ramah, tetapi juga daerah dengan keanekaragaman seni dan budaya.
“Betapa tidak, beragam jenis kesenian, ritus, adat, permainan, serta objek pemajuan kebudayaan lainnya dapat kita temukan di Kabupaten Cianjur ini,” kata Dhika yang juga Direktur Program Lokatmala Foundation tersebut.
Maka tidaklah mengherankan, ujar Dhika, ketika Cianjur dinobatkan sebagai pusat kebudayaan di Priangan saat Cianjur menjadi Ibu Kota Kresidenan Priangan tahun 1819-1864.
Editor : Agus Warsudi
pegiat seni dan budaya seni dan budaya seni dan budaya Sunda kabupaten cianjur budaya sunda adat sunda Bahasa Sunda Seniman Sunda
Artikel Terkait