Rumah TKP pembunuhan ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, ditumbuhi semak belukar. (FOTO: iNews/YUDY HERYAWAN JUANDA)

"Terus saya bilang, saya punya jam kematian lo. Jam kematian dia (kedua korban) dibunuh, karena memang jelas dia dibunuh, karena saya otopsi (autopsi), olah TKP. Kita di TKP itu sudah ada dua DNA yang kita duga pelaku, yang asing," ucap Sumy Hastry.

Sumy Hastri mengaku, misteri yang masih menyelimuti kasus kematian ibu dan anak di Subang itu menyiksa dirinya sebagai seorang ahli forensik.

Penyidik diharapkan dapat segera mengungkap kasus yang terjadi hampir dua tahun silam itu.

"Saya tersiksa untuk Subang itu. Wong dateng dalam mimpi ku. Traumanya ya itu, kalau enggak terindentifikasi atau ketangkep gitu lo, kasian banget gitu lo mikirnya," ujar dia. 

"Kasian korbannya dibunuh seperti itu, bentuknya seperti itu dan datang dalam mimpiku. Tapi aku ga bisa bantu. Rasanya tu depresi. Semoga dengan ini terungkap kasus Subang," tutur Sumy Hastry.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, tim penyidik Polda Jabar dan Polres Subang masih berusaha mengungkap kasus tersebut.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network