BANDUNG, iNews.id - Kenapa orang sunda suka lalapan merupakan pertanyaan yang kerap muncul terhadap kebiasaan makan masyarakat Tatar Pasundan. Sudah barang tentu banyak jawaban yang melatarbelakangi kebiasaan itu.
Pertanyaan-pertanyaa seperti itu kerap munculketika berkunjung ke rumah orang Sunda dan diajak makan bersama. Bila diberi jamuan akan disodorkan lalapan dari berbagai jenis sayur, seperti kol, kacang panjang, pete, jengkol, kemangi, hingga beluntas dan daun petai Cina.
Lalapan itu disajikan bersama dengan sambal, sehingga acara makan bersama ala Sunda dijamin bakal meriah. Tradisi memakan lalapan pun nggak berhenti hanya pada skala makanan rumahan saja. Semakin banyaknya restoran atau rumah makan ala Sunda, tradisi makan lalapan akhirnya terbawa hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Kenapa Orang Sunda Suka Lalapan
1. Tradisi Turun-temurun
Kegemaran orang Sunda menyantap sayuran segar atau lalapan ini ternyata sudah ada sejak lama. Menurut pengamat sejarah kuliner, Fadly Rahman, lalap Sunda sudah disajikan sejak abad ke-10 Masehi. Sajian makanan berupa sayur-sayuran segar ini, disebut dalam Prasasti Taji, bertanda tahun 901 Masehi, yang ditemukan di daerah Ponorogo, Jawa Timur.
“Dalam Prasasti Taji tahun 901 Masehi, disebut sebuah nama sajian atau makanan bernama ‘Kuluban Sunda’ yang artinya lalap,” kata Fadli seperti dikutip dari laman Unpad.ac.id.
Pada masa penjajahan, dua orang Belanda, Dr. JJ. Ochse dan Dr. RC. Backhiuzen van den Brink, mendokumentasikan jenis lalap. Dokumentasi itu berjudul Indische Groenten (Sayur-sayuran Hindia). Buku tersebut diterbitkan oleh Archipel Drukkerij di Bogor (1931).
Kelak, buku itu diterjemahkan dalam Bahasa Sunda berjudul Lalab-lalaban oleh Isis Prawiranagara (1944). Di halaman pengantar, disebutkan bahwa lalap tak hanya berwujud daun seperti daun singkong, pepaya, selada, dan puluhan jenis daun lainnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait