"Karena negara tidak berjualan pada rakyatnya secara permanen. Seperti saat COVID-19 ada telemedicine, rakyat harusnya ke apotek tapi karena krisis, waktunya mepet, negara hadir. Kalau sudah normal telemedicine dihentikan," tutur Gubernur Jabar.
Kang Emil itu mengatakan, Pemprov Jabar menyiapkan pasokan minyak goreng sebanyak 1 juta liter untuk memenuhi pemesanan via aplikasi tersebut. Jumlah stok minyak goreng murah tersebut diupayakan bertambah jika pasokan sudah terserap maksimal.
"Misinya adalah bukan berjualan, tapi menolong masyarakat yang paling terdampak dalam transisi pemulihan ekonomi yakni masyarakat bawah," ucap Kang Emil.
Direktur Utama PT Agro Jabar Kurnia Fajar mengatakan, pihaknya tengah memroses rencana kerja sama dengan BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya untuk membangun pabrik pengemasan minyak goreng.
Editor : Agus Warsudi
distribusi minyak goreng harga minyak goreng kartel minyak goreng kelangkaan minyak goreng kebutuhan minyak goreng krisis minyak goreng mafia minyak goreng minyak goreng gubernur jawa barat ridwan kamil gubernur ridwan kamil
Artikel Terkait