Tetapi menurut kami sebagai alumni itu belum memenuhi jawaban karena:
Satu, sebaik-baiknya saf wanita adalah di paling belakang, sebaik-baiknya saf laki-laki adalah saf paling depan. Kenapa kalau ada pilihan terbaik, kenapa pilih yang dibolehkan atau makruh. Satu.
Dua, kenapa safnya jarang-jarang. Sedangkan dianjurkan ketika sholat berjamaah saf itu harus rapat dan lurus agar sempurnanya sholat.
Oke, jawabannya karena masih mempraktikkan protokoler Covid-19. By the way, kita hargain jawaban itu.
Tapi kenapa waktu sholat safnya jarang-jarang, tapi setelah sholat ada acara makan-makan tapi rapat-rapat. Lebih penting manakah sholat atau makan-makan?
Tiga, kalau kalian perhatian ada satu orang ketika sholat berjamaah yang duduk beliau adalah CH Simanulang, yaitu orang Kristiani. Kenapa mesti ada di situ (di saf paling depan dan bersama makmum)? Toleransi kah? Emang harus begitu banget yah?
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait