Situasi serupa juga terjadi pada jenazah kelima yang dimakamkan sekitar pukul 20.00 WIB. Peti jenazah diangkut oleh keluarga jenazah dibantu sopir ambulans. Anggota keluarga jenazah positif Covid-19, terpaksa mengenakan jas hujan sebagai pengganti APD.
Andre (40), warga Jalan Mohammad Toha, Kota Bandung mengatakan, saudaranya meninggal setelah terkonfirmasi Covid 19. "Kami kerepotan. Tiba di sini tidak ada yang angkut peti. Kami tidak biasa memikul. Tapi terpaksa karena harus dimakamkan," kata Andre.
Dia berharap Pemkot Bandung dengan warga di sekitar TPU Cikadut yang biasa membantu mengusung peti mati bisa bekerja sama. Supaya jangan menyusahkan. Kalau begini kan jadi susah," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, tim jasa pengusung peti jenazah di Kota Bandung melakukan aksi "mogok", Rabu (27/1/2021). Mereka tersinggung dituding melakukan pengutuan liar (pungli) terhadap keluarga atau ahli waris jenazah Covid-19 yang dimakamkan di tempat pemakaman khusus Cikadut, Kelurahan Jatihandap, Kecamatna Mandalajati, Kota Bandung.
Akibat aksi mogok tersebut, keluarga atau ahli waris jenazah Covid-19, terpaksa mengusung peti mati dari tempat parkir hingga makam sejauh 400 meter. Hingga siang tadi, total ada tiga jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di pemakaman Cikadut.
Koordinator Jasa Pikul Jenazah Covid-19 Pemakaman Cikadut Bandung, Fajar Ifana alias Afak mengatakan, petugas jasa pikul merasa kecewa karena dianggap melalukan pungli.
Editor : Agus Warsudi
jenazah dimakamkan gotong jenazah jenazah jenazah covid-19 kota bandung COVID-19 Dampak Covid-19 dampak pandemi covid-19
Artikel Terkait