Warga Kebonpedes Sukabumi Puluhan Tahun Alami Krisis Air Bersih
Untuk kebutuhan mandi dan mencuci, lanjut Murah, dirinya harus mengambil air dari kolam MCK mushola yang ada di kampung tersebut. Jika musim hujan, air sumur berwarna kuningnya. Namun, semenjak memasuki musim kemarau panjang ini, air berubah warnanya menjadi agak kehitam-hitaman.
Keluhan serupa dikatakan Ade Deni (63) yang mengeluhkan kondisi air di kampungnya yang tidak layak dikonsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia yang hidup berdua bersama istrinya, harus membeli air galon. Dalam satu minggunya, keluarganya telah menghabiskan sebanyak 6 hingga 7 galon air yang dibeli seharga Rp5.500.
"Jadi 6 sampai 7 galon air itu, khusus kami gunakan hanya untuk memasak dan minum saja. Sedangkan, untuk mandi dan cuci pakaian atau cuci piring, kami ngambil airnya dari kolam MCK mushola. Iya, meskipun airnya kolam tidak bersih, tapi mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan lain," ujar Ade.
Sementara itu Kepala Desa Kebonpedes, Dadan Apriandani mengatakan, darurat krisis air bersih di wilayah kampung tersebut, telah dialami sebanyak 75 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa sekitar 150 orang.
Editor: Agus Warsudi