get app
inews
Aa Text
Read Next : Sampel Lumpur dari Semburan di Desa Cipanas Cirebon Diteliti di Laboratorium

Warga Cipanas Cirebon Khawatir Semburan Lumpur Belerang Meluas seperti Lapindo

Kamis, 03 Juni 2021 - 12:26:00 WIB
Warga Cipanas Cirebon Khawatir Semburan Lumpur Belerang Meluas seperti Lapindo
Warga Desa Cipanas, Kecamatan Dukuhpuntang khawatir semburan lumpur di dekat permukiman mereka meluas seperti Lapindo, Kabupaten Sidoarjo. (Foto: iNews/Toiskandar)

CIREBON, iNews.id - Semburan lumpur yang masih terjadi di Desa Cipanas, Kecamatan Dukuh Puntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (3/6/2021) pagi, masih membuat warga khawatir meluas. Mereka tak ingin permukiman mereka tenggelam seperti di Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kepala Desa Dukung Puntang Maman Sudiman mengatakan, warga sekitar lokasi diimbau tidak mendekati karena lokasi tersebut berbahaya. Sebab, belerang dan fosfor berdampak terhadap barang-barang elektronik cepat rusak dan berkarat. "Warga khawatir semburan meluas," kata Kades Dukuhpuntang.

Mamang mengemukakan, setelah tim gabungan Dinas Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Jabar dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon mengambil sampel lumpur, air, dan batu di semburan, lokasi ditutup dengan pagar bambu agar warga tidak bisa mendekat.

"Pagar bambu dan tali ini hanya untuk sementara. Ini untuk tanda agar warga tidak mendekat ke lokasi hingga ada hasil uji laboratorium apakah berbahaya atau tidak," ujar Maman.

Camat Dukuhpuntang Dindin Wahyudin mengatakan, akibat semburan lumpur berbau belerang dan minyak tanah, sejumlah hewan melata sekitar lokasi mendadak mati. 

"Meski jarak permukiman warga berjarak lima ratus meter, tapi kami imbau agar tidak membawa hewan peliharaan seperti kambing, sapi, dan ayam ke lokasi semburan. Sebaiknya dimasukkan ke kandang. Kalau dilepas, khawatir akan mati," kata Dindin.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon dihebohkan dengan penemuan sebuah kubangan yang mengeluarkan lumpur beraroma bau belerang. Kubangan tersebut mirip kawah di gunung berapi sehingga warga berharap secepatnya ada penanganan dari pemerintah.

Semburan lumpur di Desa Cipanas berbentuk lingkaran itu berdiameter sekitar 4 meter lebih. Fenomena tersebut sudah terjadi sejak lama, namun ketika itu oleh warga sempat ditutup. Saat ini lokasinya berpindah, dulu di sekitar lokasi semburan lumpur terdapat produksi kalsit tapi kini sudah tidak ada.

Warga merasa khawatir dan mengeluhkan jika mendekat lokasi akan terhirup bau belerang dan gas yang menyengat. Sehingga untuk sementara pihak aparat pemerintahan desa hanya memberi imbauan agar tidak main api di sekitar semburan lumpur, karena belum diketahui zat dan kandungannya.

Sementara petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, dalam waktu dekat berencana akan membuat garis pembatas darurat atau zona aman. Selain itu juga akan segera berkoordinasi dengan BNPB, vulkanologi, ESDM, Geologi dan melaporkan ke BPBD Jawa Barat. 

"Agar bisa dilakukan kajian dan penelitian apakah ada manfaat yang positif dan meminimalisasi dampak negatifnya. Terus kita upayakan untuk mengurangi kemungkinan risiko yang berbahaya bagi lingkungan sekitar," kata Kepala BPBD Cirebon Alex, Selasa (2/6/2021) 

BPBD Cirebon menduga semburan lumpur di Desa Cipanas itu mengandung belerang dan fosfor. Hal ini bisa diketahui dari bau yang tercium di sekitar lokasi semburan.

Selain itu, BPBD juga mencurigai adanya kandungan gas alam yang ikut keluar dari perut bumi. Sehingga kondisi di lapangan harus diantisipasi agar tidak membahayakan warga sekitar.  

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan memastikan, setelah melakukan observasi pihaknya bakal berkoordinasi dengan instansi lain, untuk melakukan penanganan lebih lanjut terkait peristiwa semburan lumpur tersebut

"Ini semburan lumpur bersama material alam, ada belerang dan fosfor. Diduga ada gas-gas tertentu. Dari penuturan warga ada burung yang mati terkena gas itu," kata dia, Selasa (1/6/2021).

Alex menilai, untuk sementara dampak yang ditimbulkan dari fenomena ini haya adanya aroma menyengat. Sedangkan, dampak lain masih belum dirasakan.

"Untuk saat ini lokasi terdekat dengan warga sekitar 400 meter. Ada juga bangunan seperti kandang ayam dan lahan pertanian. Ini baru dilaporkan, karena dampak yang dirasakan warga belum signifikan. Hanya bau saja," ucap Alex.

Sementara itu, perangkat Desa Cipanas, Yayan Ahmad Sidik menjelaskan, semburan ini merupakan peristiwa ketiga yang terjadi di Desa Cipanas. Sebab, kata Yayan, dua semburan serupa pernah muncul beberapa tahun tahun sebelumnya. Akan tetapi, lokasi semburan lumpur itu sudah ditutup oleh warga. 

"Ini terjadi udah puluhan tahun. Tahunya dari orang tua. Bahkan di sini sudah dua generasi kuncennya. Keluhannya kalau pagi bau belerangnya itu sangat menyengat. Khususnya untuk wilayah timur," kata Yayan saat ditemui MNC Portal Indonesia, Selasa (1/6/2021) sore.

Menurutnya, untuk sementara pihak Pemerintah Desa Cipanas sudah mengimbau warganya, agar tidak mendekati dan menyalakan api di lokasi semburan lumpur itu. Pihaknya khawatir bila di sekitar lokasi semburan lumpur tersebut terdapat kandungan gas alam.

Hingga kini, sambungnya, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti kenapa semburan lumpur itu bisa muncul. Dia berharap, ada instansi terkait yang bisa meneliti penyebab terjadinya fenomena alam tersebut.

"Mudah-mudahan ada pihak terkait yang meneliti lebih lanjut, bagaimana baik buruknya untuk masyarakat," ujar Yayan.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut