Waduh, Sebagian Warga di Cimahi Masih Buang Hajat ke Sungai

CIMAHI, iNews.id - Perilaku buang air besar (BAB) di sembarangan tempat masih ditemukan pada warga Kota Cimahi. Kondisi tersebut akibat belum semua warga Kota Cimahi dapat mengakses sanitasi yang layak.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Cimahi sepanjang tahun 2020, penduduk Cimahi yang sudah mendapat akses sanitasi layak baru mencapai 80 persen, dari total jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 500.000 jiwa.
Sementara sekitar 20 persen sisanya masih belum mendapatkan akses sanitasi yang layak. Sehingga kebanyakan dari mereka masih membuang hajatnya dari jamban langsung ke sungai dan bukan ke septic tank.
"Masih ada warga yang belum bisa mengakses sanitasi atau buang hajat ke septic tank. Persentasenya sekitar 20 persen, sementara yang sudah 80 persen naik dari sebelumnya 79 persen," sebut Kepala Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Sustiyanti Pusporini, Senin (29/3/2021).
Dijelaskannya dari 20 persen itu, bukan hanya warga yang buang hajat ke sungai tapi ada juga yang melalui sarana Mandik Cuci Kakus (MCK) umum, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kemudian menumpang ke keluarga atau tetangga, hingga ikut ke fasilitas umum seperti masjid.
Sementara jika diklasifikasikan hingga tingkat RW, lanjutnya, baru sekitar 99 RW atau 31,73 persen dari total 312 RW yang sudah setop BAB sembarangan. Atau masih ada sebanyak 213 RW yang tersebar disejumlah kelurahan masih ada aktivitas warganya yang BAB sembarangan.
"Kesadaran masyarakat Kota Cimahi untuk tidak BAB sembarangan mengalami peningkatan. Namun tetap harus didukung oleh fasilitas seperti sanitasi yang layak," kata dia.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan agar masyarakat tidak berprilaku buang hajat sembarangan. Termasuk akan menggalakan Deklarasi Open Defecation atau BAB sembarangan. Sejauh ini, baru ada dua dari 15 kelurahan yang sudah mendeklarasikan program tersebut.
"Memang bertahap, tidak bisa sekaligus mengubah perilaku di masyarakat. Termasuk dukungan sarana prasadana sanitasi yang memadai," ucapnya.
Editor: Asep Supiandi