Tingkat Perceraian di Ciamis Peringkat 3 Terbesar di Jabar, Dipicu Penyalahgunaan Handphone
Tingkat perceraian Ciamis, ujar Arif Muchsinin, berada di peringkat ketiga se-Jawa Barat, setelah Cibinong, Bogor, di peringkat pertama dan Indramayu di urutan kedua.
"Selain perselingkuhan di medsos dan WA, komunikasi di HP karena chating, senda gurau istri gampang tersinggung hatinya. Main-main saja dianggap serius. Dari situ berantem. Ya perselingkuhannya seperti itu bukan berarti langsung ke perzinahan ya tapi chating istri atau suami orang. Akhirnya ketahuan istri atau suaminya, jadilah perseteruan dalam rumah tangga," ujar Arif Muchsinin.
Sebesar 70 persen perkara percaraian, tutur Ketua PA Ciamis, diajukan atau digugat oleh istri. Sedangkan 30 persen diajukan oleh suami. Selain akibat penyalahgunaan HP, medsos, dan WA, faktor ekonomi pun cukup mendominasi sebagai pemicu perceraian rumah tangga.
"Dari ribuan perkara perceraian itu, PA Ciamis terkendala dengan proses mediasi rujuk. Tingkat keberhasilan mediasi rujuk hanya 1 persen. Hal ini terjadi karena salah satu pihak, baik suami maupun istri tidak hadir dalam proses mediasi tersebut," tutur Ketua PA Ciamis.
Tingginya angka perceraian di Kabupaten Ciamis menjadi bahan penelitian mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung. Mereka memantau sidang untuk mengetahui penyebab tingginya kasus perceraian di Ciamis.
Editor: Agus Warsudi