Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RSHS Bandung Semakin Menipis, BOR Tembus 72,3 Persen
BANDUNG, iNews.id - Keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) bagi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin atau RSHS Bandung semakin menipis. Dari 224 tempat tidur, sebanyak 162 di antara telah terisi pasien.
BOR di RSHS Bandung tembus 72,3 persen atau telah melampuai batas maksimal sesuai standar World Health Organization (WHO). Kondisi ini terjadi akibat lonjakan kasus Covid-19 di hampir semua daerah di Jawa Barat pascalibur dan mudik Lebaran 2021.
Direktur Pelayanan Medik dan Penunjang RSHS Bandung dr Yana Akhmad Supriatna mengatakan, 224 tempat tidur itu terdiri atas 40 di instalasi gawat darurat (IGD) dan 184 di ruang isolasi bagi pasien Covid-19 dengan gejala berat.
"Perinciannya, BOR di ruang isolasi biasa 71 persen dan BOR ICU 79 persen. Kondisi keterisian tempat tidur bagi pasien Covid yang menipis ini membuat RSHS Bandung memberikan lampu kuning," kata Direktur Pelayanan Medik dan Penunjang RSHS Bandung.
Yana mengemukakan, dalam satu pekan terakhir, jumlah pasien Covid-19 yang datang ke RSHS mengalami peningkatan. Setiap hari RSHS menerima 30 pasien Covid dengan gejala ringan, sedang, dan berat. "Akibatnya, RSHS kekuarangan tenaga medis untuk merawat para pasien Covid-19," ujar dr Yana.
Untuk mengantisipasi overload di RSHS Bandung, tutur dr Yana, rumah sakit akan menambah kapasitas kamar bagi pasien Covid-19 jika tren kenaikan jumlah pasien yang harus dirawat terus terjadi.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jabar Ridwan Kamil menetapkan kawasan Bandung Raya (Kota/Kabupaten Bandung, Cimahi, Bandung Barat, dan Sumedang) siaga satu Covid-19.
Karena itu, Ridwan Kamil memberlakukan work from home (WFH) untuk kawasan Bandung Raya dan menutup objek wisata di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat (KBB).
Langkah menarik rem darurat ini dilakukan Ridwan Kamil karena kasus Covid-19 di kawasan ini memburuk. Pascalibur dan mudik Lebaran 2021, terjadi lonjakan kasus Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Bahkan, Kabupaten Bandung dan KBB kini berstatus zona merah Covid-19.
Ridwan Kamil mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 mengakibatkan rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Bandung Raya nyaris penuh. Bahkan, perbandingan tingkat keterisian atau bed occupancy ratio (BOR) RS rujukan Covid-19 di kawasan ini telah melampau batas standar maksimal World Health Organization (WHO) dan Satgas Penanganan Covid-19 Pusat.
"Wilayah Bandung raya kami nyatakan sedang siaga satu Covid karena minggu ini dua wilayah besarnya zona merah, yaitu KBB dan Kabupaten Bandung. Kemudian, wilayah Bandung raya ini keterisian rumah sakit sudah melebihi standar WHO dan nasional yang di angka 70 persen. Sementara Bandung Raya ini (BOR) sudah di angka 84,19 persen," kata Ridwan Kamil seusai Rapat Koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (15/6/2021).
Dengan indikator tersebut, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyatakan, pihaknya mengintruksikan pemberlakuan kembali kebijakan work from home (WFH) dengan porsi kehadiran fisik hanya 25 persen sesuai intruksi menteri dalam negeri (mendagri).
"75 persen (sisanya) segera menyesuaikan diri untuk bekerja dari rumah dengan pengecualian yang tentu sudah kita pahami," ujar Gubernur Jawa Barat.
Selain memberlakukan kembali WFH, Kang Emil juga menutup akses wisatawan di Bandung Raya selama tujuh hari ke depan, terutama di wilayah Kabupaten Bandung dan KBB yang memang kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, termasuk DKI Jakarta.
"Saya imbau wisatawan yang biasanya mayoritas dari DKI Jakarta kami minta untuk tidak datang selama tujuh hari ke depan ke wilayah Bandung raya. Sehingga, kondisi siaga satu ini dipahami secara jelas bahwa kami sedang mengerem darurat untuk mengendalikan situasi yang memang terbukti oleh libur panjang mudik yang menghasilkan lonjakan luar biasa," tutur Kang Emil.
Editor: Agus Warsudi