Sirkular Kopi Espresso Kukang Jawa, dari Disabilitas hingga Pemberdayaan Ekonomi Warga
Pemberdayaan Petani Kopi dan Konservasi Kukang

Usaha menggerakkan ekonomi masyarakat oleh Pertamina dilakukan secara menyeluruh. Mencakup hulu-hilir, melibatkan pelaku usaha, petani, disabilitas, lingkungan, dan masyarakat luas.
Keterkaitan ini dibuktikan Pertamina melalui bakti lingkungan kepada Kafe Kue Balok Mang Salam x Kopi Kang! di Kota Bandung. Kafe ini menjadi perwajahan program TJSL Pertamina yang terhubung dengan konservasi Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) pemberdayaan ekonomi petani kopi, disabilitas, hingga UMKM.
“Kafe Kopi Kang! di Bandung merupakan pengembangan dari program pemberdayaan petani kopi dan konservasi kukang yang telah dilakukan oleh Pertamina melalui Fuel Terminal Bandung Group sejak 2020 lalu. Setelah tiga tahun berjalan, program ini difokuskan pada hilirisasi produk olahan kopi. Tahun ini, kami berkolaborasi dengan Kue Balok Mang Salam untuk memperluas pemasaran kopi di Bandung,” kata Eko Kristiwan.
Menurut dia, pemberdayaan petani kopi di Garut merupakan hulu dari program Kopi Kang!. Program ini dimulai sejak awal 2019, dengan fokus keanekaragaman hayati pelestarian Kukang Jawa di kawasan konservasi Kabupaten Garut.
Namun pada perjalannya, ditemukan potensi kopi arabika yang bisa dikembangkan sebagai program pemberdayaan masyarakat. Program ini kemudian menyasar petani kopi yang tergabung dalam Kelompok Tani Buana Lestari di Desa Cipaganti, Cisurupan, Kabupaten Garut. Kelompok tani ini sedikitnya memiliki anggota 37 orang.
Para petani kopi di sekitar kawasan konservasi ini mendapat pelatihan pembibitan, pengolahan, pengemasan, hingga pemasaran. “Program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas petani kopi, tetapi juga berpengaruh terhadap kelestarian alam, menjaga populasi Kukang Jawa yang sudah terancam punah. Tanaman kopi menjadi habitat kukang dan membantu penyerbukannya,” ujarnya.
Editor: Agus Warsudi