Sejarah Kesenian Sisingaan Khas Jawa Barat, Ekspresi Perlawanan Rakyat Subang terhadap Penjajah
Kini, para pemain Sisingaan tampil menarik dengan baju yang seragam dan berwarna warni. Bahkan untuk menarik perhatian para penonton, Penampilan Sisingaan disemarakkan oleh kehadiran perempuan penari dan pengawal yang membawa umbul-umbul bertuliskan nama grup yang tampil.
Sedangkan untuk musik pengiring, semula hanya kendang, bedug, genjring, goong, kempul, kecrek, bonang, rebab, dan terompet, kini bergeser ke musik-musik populer. Seperti dangdut koplo dan tarling khas pantai utara (pantura). Bahkan, dangdut koplo dan tarling kini lebih dominan dibanding musik tradisional.
Di Kabupaten Subang, diperkirakan terdapat 200 grup Sisingaan. Untuk menjaga agar kesenian tradisional itu tetap eksis, Pemkab Subang rutin menggelar Festival Sisingaan Subang pada April setiap. Festival itu digelar bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Subang.
Saat event digelar, ribuan masyarakat akan memadati lokasi acara. Mereka antusias menyaksikan atraksi Sisingaan yang tampil di festival tersebut. Apalagi kini, pemain Sisingaan juga keram melakukan atraksi akrobatik dalam penampilan mereka.
Juara dari festival ini diberi peluang mengisi acara-acara resmi pemerintahan di tingkat regional, nasional, dan internasional. Karena Sisingaan memiliki daya tarik kuat, keseniaan tradisional ini menyebar ke beberapa daerah lain di Jawa Barat. Seperti, Depok, Sumedang, Kabupaten Bandung, Purwakarta, dan lain-lain.
Editor: Agus Warsudi