Satgas PTED Gagas Gerakan Silih Tulungan untuk Percepat Pemulihan Ekonomi Jabar
BANDUNG, iNews.id - Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah (PTED) Jabar menggagas Gerakan Silih Tulungan untuk mempercepat pemulihan ekonomi terdampak pandemi Covid-19. Gerakan Silih Tulungan diharapkan dapat berjalan komprehensif, terukur, inovatif, dan kolaboratif.
Gagasan Gerakan Silih Tulungan tersebut mengemuka dalam Forum Grup Discussion 7 Divisi Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar di Bandung, Rabu (16/12/2020) kemarin. Melalui gerakan tersebut, perekonomian Jabar dapat segera kembali pulih dan normal.
Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar Eric Wiradipoetra mengungkapkan, yang melatarbelakangi lahirnya Gerakan Silih Tulungan adalah kondisi ekonomi Jabar akibat pandemi Covid-19.
"Silih tulungan adalah praktis egalitarian karena kata silih menyiratkan kesetaraan. Setiap manusia dikodratkan saling membutuhkan, menolong, dan ditolong, memberi, dan menerima pemberian. Semangat inilah yang ingin kami bentuk," kata Eric Waridipoetra, Kamis (17/12/2020).
Pada triwulan II-2020, ujarnya, pertumbuhan ekonomi Jabar terkontraksi sangat dalam di angka minus 5,98 persen secara year-on-year (y-on-y). Namun angin segar berembus saat memasuki triwulan III.
Kegiatan ekonomi akhirnya dibuka secara perlahan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Kebijakan tersebut membuat ekonomi Jabar triwulan III-2020 terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 3,37 persen (q-to-q).
Namun, jika ditilik dalam analisis tahunan (y-on-y), ekonomi Jabar pada triwulan III-2020 tetap mengalami kontraksi pertumbuhan yaitu minus 4,08 persen. Menurutnya, perlambatan ekonomi Jabar pada triwulan II-2020 dan III-2020 terjadi karena kinerja ekonomi dari sisi lapangan usaha terkontraksi pada hampir seluruh sektor unggulan di Jabar.
Konsumsi rumah tangga, ujarnya, turun drastis seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat. Banyak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Lesunya kegiatan ekonomi berdampak pada roda produksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Banyak pelaku UMKM berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Padahal, UMKM menjadi salah satu sektor paling krusial dalam perekonomian Jabar," ujarnya.
Eric menyatakan, Gerakan Silih Tulungan bertujuan menggali, merevitalisasi, membangunkan karakter masyarakat Jabar, yakni gotong royong. Dia menekankan, gotong royong menjadi modal dasar untuk menyelamatkan, memulihkan, dan menormalkan, ekonomi Jabar yang terpukul telak oleh pandemi Covid-19.
"Gerakan Silih Tulungan disarikan dari kredo masyarakat Jawa Barat, yakni Silih Asih-Silih Asuh-Silih Asah. Perlu adanya gerak kohesi sosial setiap individu masyarakat untuk terlibat dalam pemulihan ekonomi daerah. Diperlukan rancangan gerakan pemulihan yang bertumpu pada keterlibatan masyarakat," tutur Eric.
Eric mengatakan, terdapat tujuh divisi dalam PED yang saling berkolaborasi untuk pemulihan ekonomi di Jabar. Kolaborasi ini diperlukan untuk bersama-sama bergerak dari berbagai sisi dalam upaya pemulihan ekonomi.
Tujuh divisi yang terlibat dalam PED, yakni divisi pertanian dan ketahanan pangan, divisi pariwisata telekomunikasi dan transportasi, divisi kontruksi dan properti, divisi komunikasi dan gerakan, divisi manufatur, luar negeri dan tenaga kerja, divisi usaha mikro kecil menengah dan ekonomi kreatif dan divisi kajian ekonomi dan jasa keuangan.
"Kami sudah membuat buku, patokan gerak sebagai langkah dan petunjuk Gerakan Silih Tulungan ini, agar bisa bergerak beriringan dan terorganisir dengan program yang sudah direncanakan masing-masing divisi," katanya.
Silih Tulungan, ujar Eric, bukan hanya menjadi gerakan sosial, namun bisa menjadi gerakan ekonomi lokal, seperti dengan memanfaatkan logo Gerakan Silih Tulungan untuk beragam kegiatan ekonomi. "Silakan pakai logo untuk produk kaos lalu dijual atau menjadi motif batik atau bahkan menjadi kartu diskon," ucap Eric.
Logo Silih Tulungan sendiri bergambar dua tangan saling mencengkeram dengan kencang yang menunjukan gerakan saling menolong dengan tulisan Silih Tulungan dan warna biru, kuning, hijau dan coklat sebagai warna dasarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar Aat Soeratin mencontohkan Gerakan Silih Tulungan di tengah masyarakat.
Untuk menyelamatkan UMKM, Aat mencontohkan, masyarakat yang memiliki penghasilan dapat membeli barang ke UMKM-UMKM sekitar tempat tinggalnya. Dengan begitu, UMKM dapat kembali menghidupkan roda produksi, termasuk menghidupkan kembali para pelaku UMKM itu sendiri.
"Untuk membuat kaus. UMKM bisa mencari kain dari UMKM lain. Begitu juga saat proses penyablonan. Jika itu terjadi, bayangkan ada berapa UMKM yang kembali berproduksi karena satu kaus saja," kata Aat.
Contoh lainnya, dalam paya menyelamatkan sektor pariwisata, Silih Tulungan dapat menjadi basis Gerakan Silih Anjangan atau saling mengunjungi antarkabupaten/kota maupun antardaerah tujuan wisata.
"Saling mengunjungi ini cocok untuk Jabar yang memiliki beragam ekosistem. Karena berkunjung, wisatawan harus berlaku baik, misal dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Begitu juga tuan rumah, harus mencegah adanya penularan Covid-19 di tempatnya," ujarnya.
Jika itu dilakukan, sektor pariwisata akan mulai bergerak. Pelaku pariwisata yang terdampak secara ekonomi dapat kembali berkegiatan. Daya beli masyarakat pun perlahan akan menguat.
Editor: Agus Warsudi