Profil KH Ahmad Sanusi, Berjuluk Ajengan Genteng, Ulama Pembaharu dan Pahlawan asal Sukabumi
BANDUNG, iNews.id - Kiai Haji (KH) Ahmad Sanusi merupakan ulama pejuang kemerdekaan asal Kabupaten Sukabumi. KH Ahmad Sanusi juga dikenal dengan sampaan Ajengan (kiai) Cantayan atau Ajengan Genteng atau Ajengan Gunungpuyuh.
Dihimpun dari berbagai sumber, tokoh besar asal Jawa Barat ini lahir pada 18 September 1889 dan wafat pada 21 Juli 1950 atau 5 tahun setelah Indonesia merdeka. KH Ahmad Sanusi merupakan tokoh Sarekat Islam dan pendiri Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII), sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan ekonomi.
Pada awal penjajahan Jepang, AII yang didirikan oleh KH Ahmad Sanusi dibubarkan. Namun, KH Ahmad Sanusi kemudian mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII) secara diam-diam.
Selain itu, KH Ahmad Sanusi juga mendirikan Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Sukabumi. Pada 1945 menjelang kemerdekaan, KH Ahmad Sanusi pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Berdasarkan catatan sejarah, KH Ahmad Sanusi adalah putera dari Ajengan Haji Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan Sukabumi. Sebagai putra seorang ajengan atau kiai, KH Ahmad Sanusi telah belajar ilmu-ilmu keislaman sejak masih kanak-kanak.
Saat dewasa, Kiai Ahmad Sanusi mulai mengaji di beberapa pesantren di Jawa Barat. Pada usia 20 tahun, dia menikah dengan Siti Juwariyah binti Haji Afandi dari Kebon Pedes, Baros, Kota Sukabumi.
Setelah menikah, KH Ahmad Sanusi menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah sekaligus memperdalam ilmu-ilmu keislaman. Dia belajar di Mekkah selama tujuh tahun. Di sana KH Ahmad Sanusi berguru kepada ulama-ulama terkenal, khususnya dari kalangan al-Jawi atau Melayu dan mendapat gelar Imam Besar Masjidil Haram.
Selama beralajar di Mekkah, pemikiran KH Ahmad Sanusi banyak dipengaruhi oleh Syeikh Muhammad 'Abduh, Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, dan Jamaluddin al-Afghani. Namun pemikiran Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, salah satu ulama pembaharu asal Mesir yang paling mempengaruhi KH Ahmad Sanusi.
KH Ahmad Sanusi banyak membaca buku dan majalah aliran pembaharuan di Mesir. Saat kembali ke Indonesia, KH Ahmad Sanusi menjadi salah satu ulama pembaharu.
Walaupun begitu, KH Ahmad Sanusi tidak meninggalkan mahzab Syafi'i sebagaimana dilakukan kedua gurunya, Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh Mukhtar at-Tarid. Bahkan dalam bidang ilmu fikih yang juga merupakan keahliannya, KH Ahmad Sanusi terkenal sangat kritis terhadap dalam menentukan hukum Islam.
KH Ahmad Sanusi kembali ke Sukabumi pada 1915. Dia membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan. Setelah tiga tahun membantu ayahnya, KH Ahmad Sanusi mulai merintis pembangunan Pondok Pesantren Babakan Sirna Genteng di Kampung Genteng, sebelah utara Desa Cantayan. Karena itu, KH Ahmad Sanusi dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng.
Pemikiran KH Ahmad Sanusi berpendapat terdapat empat kategori hukum Alquran. Pertama, berkaitan dengan keimanan dan kebebasan beragama dalam memilih dan menjalankan ketentuan-ketentuan agama.
Kedua, berkaitan dengan rumah tangga dan pergaulannya seperti pernikahan dan perceraian, keturunan dan kewarisan. Ketiga, berkaitan dengan prinsip kerja sama antarsesama umat manusia, seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai dan lain-lain.
Keempat, berkaitan dengan pemeliharaan kehidupan, yaitu berupa peraturan pidana dan perdata untuk menghukum di antara sesama manusia yang melakukan kesalahan.
Sebagai ulama ahli tafsir dan fikih, KH Ahmad Sanusi telah melahirkan sejumlah karya. Berikut karya KH Ahmad Sunusi:
Bidang fikih antara lain, Tahdzir al-‘Awam fi Mufiariyat Cahaya Islam, Al-Mufhamat fi Daf’I al-Khayalat, At-Tanbih al-Mahir fi al-Mukhalith, Tarjamah Fiqh al-Akbar as-Syafi’i, Al-Jauhar al-Mardliyah fi Mukhtar al-Furu as-Syafi’iyah, Nurul Yaqin fi Mahwi Madzhab al-Li’ayn wa al-Mutanabbi’in wa al-Mubtadi’in, dan Tasyfif al-Auham fi ar-Radd’an at-Thaqham.
Bidang Tasawuf antara lain, Mathla’ul al-Anwar fi Fadhilah al-Istighfar, Al-Tamsyiyah al-Islam fi Manaqib al-Aimmah, Fakh al-Albab fi Manaqib Quthub al-Aqthab, Siraj al-Adzkiya fi Tarjamah al-Azkiya, Al-Audiyah as-Syafi’iyah fi Bayan Shalat al-Hajah wa al-Istikharah
Siraj al-Afkar, Dalil as-Sairin, dan Jauhar al-Bahiyah fi Adab al-Mar’ah al-Mutazawwiyah.
Bidang Kalam antara lain: Miftah al-Jannah fi Bayan ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah, Tauhid al-Muslimin wa ‘Aqaid al-Mu’minin, Alu’lu an-Nadhid, Al-Mufid fi Bayan ‘ilm al-Tauhid, Siraj al-Wahaj fi al-Isra wa al-Mi’raj, Al-‘Uhud wa al-Hudud, Bahr al-Midad fi Tarjamah Ayyuha al-Walad, Haliyat al-‘Aql wa al-Fikr fi Bayan Muqtadiyat as-Syirk wa al-Fikr, Thariq as-Sa’adah fi al-Farq al-Islamiyah, Maj’ma al-Fawaid fi Qawaid al-‘Aqaid, dan Tanwir ad-Dzalam fi Farq al-Islam.
Selain buku, KH Sanusi menerbitkan majalah, yaitu, al-Hidayah al-Islamiyah (Petunjuk Islam) dan at-Tabligh al-Islami (Dakwah Islam).
Editor: Agus Warsudi